Perjalanan di Eropa dan Kongres – Kongres Bahasa Esperanto
Saya Endang Sabrina dari Pulau Batam, salah satu Esperantis Indonesia yang ikut hadir dalam beberapa kongres di Eropa salah satunya dan yang terbesar adalah Universala Kongreso de Esperanto.
Adalah suatu pengalaman yang luar biasa bisa menginjakkan kaki di benua Eropa dan itu semua saya tau bahasa Esperanto ini yang mewujudkan nya. Dan tentu saja Esperantis – Esperantis luar yang baik hati. Saya diberi kesempatan untuk bisa menghadiri 4 kongres bahasa Esperanto di Eropa. Dan kongres – kongres itu adalah 44-a Konferenco de ILEI (Internacia Ligo de Esperantistaj Instruistoj) di Kopenhagen Denmark , 96-a UK (Universala Kongreso) di Kopenhagen Denmark, SES 2011 (Sumera Esperanto Studado) di Nitra Slovakia dan KELI 2011(Kristana Esperantista Ligo Internacia) di Podebrady Republik Ceko.
Saya dan teman saya Ilia, berangkat dini hari dari bandara Internasional Soekarno Hatta menuju bandara Schipol di Amsterdam. Ionel Onet seorang sahabat Esperantis sudah menunggu kami di salah satu stasiun kereta di Rotterdam Central.
Di rumah Ionel kami menginap selama lebih kurang 5 hari. Ionel bekerja di kantor UEA, jadi kesempatan yang sangat luar biasa bisa bertandang ke markas besar UEA. Disana kami bertemu dengan orang – orang yang bekerja untuk Esperanto. Osmo, Clay, Roy, Tobiasz, Stanka, Pasquela dan yang lain nya. Mereka sangat ramah menyapa kami dan berbincang sedikit banyak tentang perkembangan Esperanto di Indonesia. Dan tak lupa, kami berfoto bersama di depan kantor UEA Rotterdam.
Lima hari setelah ketibaan kami di Rotterdam, kami segera menuju Negara Denmark untuk menghadiri kongres pertama dari ke empat kongres yang akan kami hadiri di Eropa.
Saya akan cerita kan bagaimana setiap kongres punya kesan tersendiri bagi saya yang masih merupakan pemula dalam bahasa Esperanto.
1. La ILEI-Konferenco
Konferensi ini sukses diadakan di sebuah fakultas humanitas di Universitas Kopenhagen di kota Kopenhagen Denmark. Dihadiri oleh 103 peserta yang rata – rata adalah pengajar – pengajar Esperanto dari berbagai Negara di belahan dunia. Sesuai namanya, memang konferensi ini pada umumnya ditujukan bagi pengajar – pengajar, jadi pastilah semua nya adalah orang – orang yang sudah senior dalam bahasa Esperanto. Saya yang hanya seorang pemula, tak mau ketinggalan keluarkan jurus belajar mendengar layaknya belajar Listening di Bahasa Inggris.
Meski mencapai tempat ini tidak begitu mudah (karena kami dari Rotterdam naik Eropa bus kurang lebih 18 jam perjalanan), tapi dengan selamat kami tiba di tempat konferensi tepat sebelum acara Interkona Mangxvespero dibuka.
Di acara ini, setiap peserta dari masing – masing negara memperkenalkan makanan khas dari Negara nya dan berbagi dengan yang lain, semacam “potluck”. Dan pastinya, makanan dari Indonesia lain daripada yang lain. Ilia teman saya dari Jakarta sudah menyiapkan makanan paling ringan dari Indonesia yaitu keripik bayam, keripik sukun dan keripik pisang saleh. Unik? Pastinya, karena faktanya makanan dari Indonesia laris manis disantap oleh teman – teman Esperantis dari luar. Ada hal yang lucu, pada sesi tanya jawab, ketika selesai memperkenalkan makanan kita, maka peserta lain akan bertanya. Seorang dari mereka bertanya, terbuat dari apakah makanan – makanan tsb? Kebingungan, kami tidak tau apa bahasa Esperanto dari keripik Sukun. Radojica menyela, “kasih tau bahasa Inggris nya saja”, lebih gawat lagi, kami berdua tidak tau apa bahasa Inggris dari “Sukun”, lalu kami jawab lagi kalau Sukun itu tidak ada bahasa Inggrisnya. Kembali Radojica meminta, “kalau gitu bahasa Indonesia nya apa?” Serta merta kami menjawab, SUKUN. Do, bone la nomo de la mangxajxo estas SUKUNO ….. kami dan semua peserta yang hadir serta merta tertawa sebagai pembuka Konferensi ILEI ke 44 di Kopenhagen.
Seminggu mengikuti konferensi ini ada banyak prelego – prelego yang saya ikuti, diskusi – diskusi tentang perkembangan bahasa Esperanto di masing – masing Negara tak ketinggalan di Indonesia di jabarkan oleh Heidi Goes dan Ilia, Festival Bahasa dari setiap – setiap Negara. Karena kami berdua adalah peserta yang pertama kali pernah hadir dari Indonesia, jadi ketika festival bahasa, ada banyak teman – teman yang ikut dikelas untuk mendengar dan belajar secara singkat bahasa Indonesia. Bahkan ada seorang kakek, namanya Rob, masih hafal dengan beberapa kata dalam bahasa Indonesia. Tentu saja kami senang akan respon positif dari teman – teman Esperantis. Selanjutnya, di ILEI ini kami pertama sekali menampilkan tarian khas dari Sumatera Utara, TOR – TOR dalam acara Interncia Vespero. Dan semua merasa kagum dan berucap “bonege”.
Konferensi ini ditutup oleh Probal Dasgupta, presiden dari Asosiasi Esperanto Universal.
2. 96-a Universala Kongreso de Esperanto (UK)
Ini kongres terbesar dari seluruhnya karena memang kongres ini adalah bersifat universal artinya keseluruhan. Jadi tidak heran peserta yang hadir lebih dari 1700 orang dari lebih kurang 76 Negara – Negara diseluruh dunia. Bukan main bangganya saya sebagai orang Indonesia yang mendapat kesempatan luar biasa untuk bisa menghadiri kongres ini. UK berlangsung selama seminggu tepat setelah ILEI selesai. Diselenggarakan di kota yang sama Kopenhagen hanya saja tempatnya tidak lagi di Universitas Kopenhagen melainkan di Bella Center. Bella Center sekaligus nama hotel dan gedung kongres nya.
Dikarenakan banyak nya pengalaman – pengalaman yang berharga dan menyenangkan selama kongres ini, jadi saya akan rangkum dari hari pertama dimulai nya UK.
• Sabtu 23 Juli adalah pendaftaran ulang para peserta kongres. Tidak ada yang lebih melegakan ketika melakukan suatu kesalahan dan diselamatkan dengan segera. Seperti yang saya dan Ilia alami. Pada saat akan mendaftar ulang, saya lupa membawa kartu konfirmasi berwarna pink yang dikirimkan ke alamat saya sewaktu masih di Indonesia. Kartu itu tidak saya bawa karena ketinggalan di Indonesia. Dan Ilia, membawa kartu pink tsb hanya saja juga sama ketinggalan di tempat penginapan. Dengan frustasi dan tentu saja wajib menolong, Ionel dan Heidi sahabat kami membantu kami mendaftar ulang untuk mendapatkan buku, kartu kongres dan tas kongres.
• Minggu 24 Juli adalah Solena Inauxguro. Disini peserta yang ingin tampil sekedar mengucapkan salam dari masing – masing Negara bisa tampil. Bertempat di Zamenhoff Cxambro, Ilia menyampaikan salam mewakili Negara Indonesia
• Senin 25 Juli adalah hari piknik bagi peserta yang mau ikut piknik. Dengan jumlah yang cukup ramai, kami bersama – sama ke suatu taman di kota Kopenhagen. Sangat menyenangkan, karena bisa duduk bersama, berbagi makanan dan cerita, bermain bersama dan kami sesama Esperantis menjadi semakin akrab satu dan yang lainnya.
• Selasa 26 Juli adalah Tago de lernejo, di hari ini Heidi dan Ilia mempresentasikan tentang perkembangan bahasa Esperanto di Indonesia. Pengalaman mengajar Heidi di Indonesia selama 2 tahun berturut – turut dan perkembangan Esperanto di beberapa kota di Indonesia.
• Rabu 27 Juli adalah hari ekskursi. Seharian kami berjalan – jalan dengan teman – teman. Mengunjungi banyak tempat – tempat menarik dan yang paling menarik dari semuanya adalah Christiania. Sebuah tempat bagi para kaum “hippies”, ketergantungan obat dan orang – orang yang mau hidup bebas. Tempat ini unik sekali. Karena mereka membangun kota nya sendiri. Dan mereka mengklaim bukan bagian dari Uni Eropa. Mereka bukan orang berbahaya, mereka hanya ingin hidup bebas sebebas bebas nya.
• Kamis 28 Juli adalah Urba Akcepto kunjungan ke kantor walikota kopenhagen. Saya dan Ilia lagi – lagi sangat beruntung, karena kami memiliki kartu undangan berkunjung ke kantor walikota. Tidak semua peserta mendapat kesempatan untuk berkunjung. Jumlah undangan nya sangat dibatasi. Dengan memakai baju kebaya, kami “bertandang” ke kantor walikota yang notabene sangat mewah dan mengagumkan. Disini kami banyak bertemu teman – teman yang kami juga bersama - sama selama konferensi ILEI.
• Jumat 29 Juli adalah Internacia Arta Vespero. Malam dimana kami menampilkan kembali tarian TOR – TOR dari Sumatera Utara. Memang bukan kali pertama, tapi dengan ditonton ribuan orang dan dengan 3 layar LCD yang sangat besar, jujur saya merasa gugup. Tapi rasa gugup itu segera hilang sesegera saya mendengar musik Batak yang sudah diputar. Hanya ada suara musik, gerakan saya dan Ilia, blitz kamera kamera dan ribuan pasang mata yang memandang kagum tentunya. Kami tampilkan yang terbaik, banyak dan teramat banyak orang – orang yang mengucapkan selamat dan rasa senang akan tarian yang kami bawakan. Tak ketinggalan Heidi.
• Sabtu 30 Juli adalah Solena Fermo. Penutupan resmi kongres. Hanya saja kami tidak ikut, tidak bisa hadir karena pagi – pagi jam 8 kami sudah harus menuju Negara Slovakia untuk menghadiri SES 2011.
3. SES 2011 (Sumera Esperanto Studado)
Perjalanan menuju kota Nitra di Slovakia kami tempuh lebih kurang 24 jam dengan teman – teman Esperantis yang akan pulang ke Negara Hungaria. Di dalam Bus itu sendiri ada 5 orang dari kami yang akan bersama – sama menghadiri SES di Nitra. Mereka adalah Julian, Dominik, Agnieszka, Ilia dan saya. Perjalanan jauh ini pun tak kalah menyenangkan, di dalam bus kami bernyanyi, berbagi cerita dan saya tentunya belajar dengan teman yang duduk disebelah kiri saya bernama Clara dan dikanan saya Stevan. Tak lupa kamu Esperanto kecil saya selalu saya bawa – bawa. Jadi ketika ada suatu kata yang saya tak paham saya akan minta tolong mereka ulang ucapkan sekali lagi dan saya akan temukan dikamus. Eniko dan Clara bahkan mengajari saya nyanyi singkat dalam bahasa Esperanto. Judulnya MARISSA…
Keesokan pagi nya, kami tiba di Negara Hungaria. Kami turun disuatu kota di Negara ini untuk melanjutkan perjalanan ke Slovakia. Teman – teman yang lain akan melanjutkan perjalanan pulang hingga ke Budapest.
Orang yang akan membawa kami ke Slovakia juga adalah seorang Esperntis yang ikut di bus tadi. Sayangnya saya tidak ingat siapa nama bapak yang baik hati itu. Padahal beliau sudah mengundang kami untuk sekedar mampir minum kopi dulu dirumahnya bersama istrinya dan mengantar kami mengunjungi katedral tertua dan terbesar di Negara Hungaria.
Setelah menaiki mobil tumpangan beberapa jam, tibalah kami disebuah Universitas di Zobor Nitra, tempat SES berlangsung selama seminggu. Kami tiba sudah di hari yang kedua, jadi kami tidak ikut dalam acara pembukaan. Karena ini tema nya belajar dimusim hangat, jadi kami diberikan tenda untuk tempat kami tidur. Sayangnya, musim hangat dinegara ini sangat jauh dari bayangan saya dan Ilia. Betapa tidak, setiap hari hampir selalu hujan dan udara nya sangatlah dingin. Kami sempat tidur didalam tenda selama satu malam, tapi syukurnya keesokan harinya kami boleh pindah kedalam kamar – kamar asrama.
Disini setiap hari saya belajar dikelas. Saya masuk kelas 3 dan Ilia masuk dikelas 4. Sehari sebelumnya kami ada test singkat dulu semacam “placement test”. Pengajar nya mengusulkan saya dikelas 2 dulu, tapi jika saya merasakan dikelas 2 terlalu mudah, maka saya bisa pindah ke kelas 3. Jadi saya belajar sebentar dikelas 2 dan merasa kelas itu terlalu mudah saya memutuskan pindah dikelas 3.
Di kelas 3 saya satu meja belajar dengan Enrico dari Italia, Paulina dan pacarnya dari Slovakia. Dikelas ada sekitar 24 orang dari berbagai Negara dan datang untuk belajar Esperanto tentunya. Guru kami seorang dari Lutviana bernama Diana dan satu lagi bernama Johannes.
Ada satu hal yang paling berkesan dari keseluruhan kegiatan belajar mengajar dikelas. Ketika kami diberikan suatu projek untuk menyelesaikan masalah ditiap – tiap kota. Jadi kita diminta untuk menggambar kota khayalan kita sendiri dan memutuskan dengan cara apa kita bisa mengatasi masalah kemacetan, pengairan dan listrik. Diskusi saat itu sungguh menyenangkan. Kami menggambarkan kota kecil kami dan rumah masing – masing. Saya suruh Enrico menggambarkan rumah saya di sebuah Istana kerajaan. Dan kami berdiskusi bersama bagaimana cara menangani masalah yang sudah ditentukan. Nomor presentasi kami adalah nomor pertama. Jadi semua teman – teman sekelas lain nya mengkerumuni meja kami dan kami memulai presentasi kami. Enrico yang memulai presentasi, memperkenalkan tempat tinggal masing – masing dari kami terlebih dahulu dan semua orang tertawa sewaktu Enrico bilang “kaj Sabrina logxas en la kastelo”. Janet si rambut gimbal berujar, Sabrina wanita yang sangat beruntung. Dan guru pun tak bisa berkomentar apa – apa kecuali ikut tertawa.
Selanjutnya ada ekskursi ke Istana kerajaan Davine di Bratislava dan kunjungan ke salah satu museum. Sangat menyenangkan.
Di SES ini juga ada Internacia Vespero nya. Jadi ya lagi – lagi kami menampilkan TOR – TOR yang sama seperti di ILEI dan UK. Walau sudah yang ketiga kali, tapi masih tetap banyak orang – orang yang kagum dan senang. Terbukti dari banyak nya orang yang meminta foto bersama seusai acara. Dan tak ketinggalan kebaya yang kami kenakan pastilah sangat unik bagi mereka. Kami senang, malam itu sangat mengesankan.
Sama seperti UK, disini pun kami tidak bisa mengikuti semua acara hingga hari penutupan. Karena kami harus berangkat menuju kota Podebrady di Negara Republik Ceko. Selamat tinggal SES 2011..
4. KELI (Kristana Esperanta Ligo Internacia)
Ini adalah kongres terakhir yang akan kami hadiri. Rasanya capek sekali melanjutkan perjalanan 5 jam dengan kereta api dari Slovakia ke Ceko. Dengan sisa tenaga dan semangat yang masih terus kami tumbuhkan, kami tiba di salah satu stasiun kereta api di Ceko. Disitu kami sudah ditunggu sama dua orang yang baik hati seorang bernama Vaclav seorang lagi saya lupa. Sebelum kebingungan di stasiun kereta api, sudah lebih dahulu mereka menemui kami dengan rasa mantap bahwa kami lah orang yang ditunggu. Kata mereka rambut dan kulit kami berbeda. Jadi pasti kami lah orang nya kiel suprizigas…
Bersama kami menuju Podebrady tempat konferensinya adalah disebuah gereja. Ada lebih kurang 54 peserta yang hadir dari 13 negara. Lebih sedikit karena ini memang khusus untuk Esperantis Kristen.
Setiap hari kami beribadah dahulu sebelum memulai kegiatan. Hampir sama dengan konferensi – konferensi sebelumnya. Disini kami mendengarkan diskusi – diskusi salah satu tema nya tentang gereja di Negara masing – masing.
Suatu waktu pada saat makan siang, teman saya Samuel dari Perancis bertanya sudah berapa lama saya belajar Esperanto. Saya jawab dengan jujur, saya tau Esperanto dari tahun 2010 ketika seorang dari Belgia bernama Heidi Goes datang ke Indonesia dan ke kota saya untuk mengajar bahasa ini. Tapi setelah itu saya hanya belajar seadanya saja atau bahkan sama sekali tidak mempelajarinya karena sibuk dengan pekerjaan dan kuliah saya. Jadi saya benar – benar belajar ketika saya tiba di Belanda di rumah Ionel sahabat saya. Beliau yang kembali mengajarkan saya Bahasa Esperanto. Samuel kaget dan berkata ke teman kami yang satu lagi Thomas dari Denmark. “Vidu, Sabrina reeklernis Esperanton pli malpli unu monato antauxe sed nun shi povas parole bone”. Kami tertawa dengan candaan Samuel. Tapi dengan wajah serius kembali Samuel berkata itulah betapa Bahasa Esperanto lebih mudah dipelajari. Dalam hati saya berbisik, benar juga…. Bahasa Inggris saya butuh bertahun – tahun untuk bisa belajar dan berkomunikasi dengan baik dengan orang – orang luar tapi Bahasa Esperanto hanya butuh waktu kurang dari satu bulan saya sudah bisa berkomunikasi dengan bahasa ini.
Samuel menanyakan apa target saya ketika kembali ke Indonesia, saya bilang belajar Esperanto lebih baik lagi dan mengajak teman – teman saya untuk ikut belajar bersama. Samuel sangat baik, dia sarankan bahwa teman – teman saya yang mau belajar berbicara dan mendengar bisa praktek dengan nya melalui Skype. Saya setuju….
Di akhir konferensi KELI, Pavel salah satu yang mengatur jalan nya konferensi KELI memberikan kami Alkitab dan kidung pujian berbahasa Esperanto. Itu hadiah yang sangat luar biasa. Saya sangat menyukai alkitab tsb.
Setelah makan siang bersama untuk terakhir kali nya selesai, kami bersama beberapa teman yang lain bersama – sama menuju stasiun kereta untuk pulang. Saya dan Ilia akan menginap semalam di kota Praha sebelum saya melanjutkan penerbangan ke Eindhoven di Belanda.
Usai sudah ke empat kongres yang saya hadiri di Eropa. Saya tinggal 2 hari di rumah teman Esperantis di Rotterdam sebelum saya melanjutkan perjalanan saya pulang ke Tanah Air. Tapi tak lupa untuk terakhir kali nya saya bermain lagi ke kantor UEA, dan berfoto bersama Osmo Buller, Direktur UEA
Esperanto Batam
Dan apa yang bisa saya perbuat untuk perkembangan Esperanto di Batam? Itu pertanyaan yang pertama kali muncul ketika saya tiba kembali di Batam. Hal pertama adalah membenahi diri saya yang suka bermalas – malasan belajar Esperanto. Dan ya, membuat kelompok belajar Esperanto di Batam. Mula – mula saya hanya ceritakan tentang perjalanan Eropa saya ke teman – teman kampus dan komunitas CouchSurfing di Batam. Lalu pertanyaan “kok bisa sampai ke Eropa?” dan pertanyaan itu yang saya tunggu – tunggu, muncul juga. Dengan bersemangat saya jawab “karena Esperanto” dan bercerita banyak tentang bahasa ini.
Gayung bersambut, teman – teman lumayan banyak yang berminat untuk mempelajari bahasa ini, maka akhir bulan September lalu kami mulai belajar bersama bahasa Esperanto. Kelak suatu saat, saya mau di kota saya akan banyak Esperantis – Esperantis muda yang punya semangat kuat untuk menghidupkan kembali semangat belajar Esperanto seperti jaman kemerdekaan dulu…..
Raportoj Pri la Europo Vojagxo kaj Kongresoj de Esperantoj
Karaj legantoj, mi estas Sabrina. Mi estas Esperantistino el Indonezio kiu partopreni la kvaraj kongresoj en Europo. Kun mia amikino (Ilia) ni partoprenis ILEI konferenco, la 96a UKn, SES 2011 en Slovakio kaj KELI (Kristana Esperantista Ligo Internacia) en Cxehio.
Verdire, ja estis granda sperto ke mi povas partopreni la kongresojn. Mi sentis ke mi estas felicxulo cxar havas tiun bonsxancon. Mi tre dankas al cxiuj gesamideanoj kiuj helpas kaj subteni nin.
Dum nia vojagxo al Europo, mi renkontis multajn geEsperantistojn el diferencaj landoj kaj kunsidis por la kongresojn.
La unua Konferenco estis ILEI konforenco en Kopenhago. Estis mia unua sperto partopreni tiujn konferencojn. Ni alvenis iom malfrue cxar ni devis sercxi la gxusta loko de la konferenco. Kiam ni alvenis tie, multaj partoprenintoj jam amasigis kaj babili, ekzemple el Nepalo, Cxinio, Korejo, Benino, ktp.
La partoprenintoj de ILEI Konferenco el diferencaj landoj
La plej interesita momento estis kiam ni havis interkona mangxvespero. Cxiuj partoprenintoj kiuj venis el diferencaj landoj portis iliaj specialaj mangxajxoj kaj enkonduki tiujn. Ni portis mangxetoj el Indonezio kaj Ilia (mia amikino) enkondukis tiujn. Unu el la triaj mangxetoj, shi kaj ecx mi ne sciis pri la nomon. Do, kiam Radojica demandis pri la nomon, Iliad iris ke Shi ne sciias. Do denove Radojica demandis pri la nomon sed en Angla, kaj denove ni diris ke ni ankaux ne sciias. Laste, lid iris, “do diru al ni la nomo de la mangxeto en Indonezie”. Cxiuj ridis kaj Ilia respondis “SUKUN”. Fine, li trovis la nomon. La nomo de la mangxeto estas “SUKUNO”. Cxiuj denove ridegis.
La mangxteoj kiujn ni portis el Indonezio.
La dua kaj plej granda kongreso estas ls 96-a Universala Kongreso de Esperanto (UK). Gxi okazis post la ILEI konferecon. Al mi persone, mi tre gxuis la kongreson. Estas mirinda sperton. Mi spektis kaj partopreni multajn programojn tiel Movada Foriro, Solena Inauguro, Prelegoj, Tago de lernejo, Ekskursoj, concerto, pikniko, invito al urbo domo, ecx Internacia Arta Vespero, ktp.
Hori el Japanio en Movada Foriro, Azio Komiciono
Ilia Sumilfia Dewi salutis la UKn partoprenintojn sur la scenejon.
Akcepto de invititoj en la urbodomo
kunfotigxis dum la ekskurso
La Esperanto koncerto en Island Brygge
[
Ni prezentis la Indonezio danco el norda parto de Sumatro kiu nomigxas TOR TOR, dum Internacia Arta Vespero
Sed ni ne povas cxeesti kiam la Solena Fermo okazis cxar ni devis foriri al Slovakio por partopreni la SES 2011. dum SES mi lernis multe kun aliaj partoprenantoj kiuj venis por lerni Esperanton. Mi estis en la tria klaso kaj Ilia estis en la kvara klaso. Mi sxategas lerni tiutempe cxar tiu estis mia unua sperto lerni Esperanto kiel mi lerni en la lernejo. Ni faris projekton pri la problemojn en la urbo kaj la solvojn kaj ni prezentigis nian laboron.
En la klaso kun mia nova amik(in)oj Peter, Enrico kaj Pauline.
Ankaux ni ne povas cxeesti gxis fino cxar ni devis foriri por la lasta konferenco. Tiu estis Kristana Esperanta Ligo Internacia (KELI) en Cxehio.
La partoprenintoj estis 54 personoj el 13 landoj. Pavel donis al nin nova Biblio en Esperante. Mi vere sxatas tiun.
La partoprenintoj de KELI kongreso kunfotis en Cxehio post vespermangxo
Post la fino de KELI, ni foriris al la Prago kaj mi restis por unu nokto cxar mi devis daurigi flugi al Nederlando. Mi restis por 2 noktojn kaj vizitis denove la UEA oficejo en Rotterdamo. Mi faris foton kun Osmo antaux la Oficejo.
Antaux UEA Oficejo en Rotterdamo
Jam 2 monatoj post la Europo vojagxo. Mi lerni multe kaj daurigi lerni plu por la kongreso venontjaro en Hanojo. Kelkfoje mi pensis kial nur mi lernis la internacia lingvo, mi volas dividi la sciado kun aliaj, do mi rakontis pri tiun al miajn geamikojn kaj peti ili por kunlerni Esperanton. Ni sukcesis kunlerni Esperanton en la unua de nia Esperanto Kurso. 9 lernantoj venis kaj lerni. Ni uzas la libroj kiujn mi portis el Rotterdamo. Cxiu monato ni volas kunlerni unufoje kaj lerni mem en nia domo aux laborejo. Mi esperas ke baldaux ni povas fari klubon kiel aliaj urboj de Indonezio.
La lernantojn lernis baza Esperanton en Batamo, Indonezio
Tidak ada komentar:
Posting Komentar