Sabtu, 18 Oktober 2008

Apa sih Mahasiswa itu???

Mahasiswa Jadi Ujung Tombak

PALEMBANG - Mahasiswa selayaknya menjadi ujung tombak dalam memperjuangkan dan memperbaiki kualitas bangsa melalui kemampuan intelektual yang dimilikinya.

Mahasiswa juga dituntut mampu menangkap perasaan rakyat akan pentingnya kesejahteraan, demokrasi, dan keadilan. Dosen Program Pascasarjana Studi Ilmu Politik Universitas Indonesia Yuddy Chrisnandi mengatakan, secara faktual, mahasiswa menjadi ujung tombak sekaligus mainstream gerakan perubahan yang berlangsung di mana pun.

Mengingat, mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang mampu menemukan argumentasi rasional mengenai kondisi yang buruk dan tidak sesuai dengan semangat konstitusi atau nilai kemanusiaan. "Hanya mahasiswa yang mampu menjadi agen perubahan sekaligus kekuatan yang paling ditakuti rezim penguasa yang korup di wilayah mana pun," ujar Yuddy dalam acara diskusi dan bedah buku nasional Beyond Parlement di Universitas Sriwijaya (Unsri), Inderalaya, Sumatera Selatan.

Sejak dulu, kata Yuddy, gerakan mahasiswa terus berlangsung dan mengalami pasang surut. Sejak 1966, gerakan Soekarno yang pada saat itu dinilai mengabaikan demokrasi, tumbang oleh mahasiswa. Begitu pula dengan kekuasaan rezim Soeharto yang harus jatuh oleh mahasiswa pada 1998.� "Saat itu mahasiswa mampu menjadi motor gerakan reformasi nasional yang memicu kesadaran masyarakat untuk bangkit," paparnya di hadapan sedikitnya 200 mahasiswa.

Dia menjelaskan, dalam gerakan reformasi, mahasiswa tidak pernah mempersoalkan siapa yang akan menjadi pemimpin. Namun, yang lebih ditekankan adalah bagaimana menjalankan proses demokrasi di bawah platform reformasi. Hal ini mengindikasi bahwa gerakan mahasiswa merupakan gerakan independen, nonpartisan, serta lebih menekankan pada substansi perubahan, bukan pada pelaksana perubahan tersebut.

Dalam masyarakat Indonesia, lanjut dia, mahasiswa merupakan sebuah kelompok kecil yang hanya mengisi 5 persen dari 22,2 juta rakyat Indonesia. Namun, di balik semua itu, mahasiswa harus mampu menjadi pionir. Dalam buku Beyond Parlement hasil karyanya,Yuddy juga menggagas mengenai hegemoni politik yang dinilai tidak memberikan peluang memadai bagi munculnya kader-kader muda yang mempunyai potensi.Padahal,ujar dia, kaum muda adalah kelompok yang berpikir kritis dan revolusioner dalam bertindak.

Buku ini sendiri, menurut Yuddy, disosialisasikan di hampir semua perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia serta sejumlah PTS besar di Pulau Jawa dan beberapa kota di luar Jawa. "Setelah dari Unsri, direncanakan kami akan mengunjungi Universitas Riau dan beberapa PT di Sulawesi," ujarnya. Sementara itu, Presiden Mahasiswa Unsri Aang Kunaifi mengatakan, kegiatan ini digelar untuk memperingati 80 tahun kelahiran Sumpah Pemuda.

Melalui refleksi gerakan ini, pihaknya berharap mampu memotivasi kembali dan meningkatkan semangat para mahasiswa untuk tetap berjuang memperbaiki nasib bangsa. Aang mengakui, akibat pengaruh globalisasi yang cukup kuat, tidak jarang mahasiswa justru menjauh dari peran dan fungsinya sebagai kaum cendekiawan.

Bahkan, mahasiswa justru lebih memilih untuk apatis dengan kondisi sosial yang ada. "Kami ingin mahasiswa mampu memahami arti gerakan Sumpah Pemuda secara lebih substansial," ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Footprints

Footprints
ShaJee

Friend & BRo