I learnt how to CRY
Another free sites to help you fill your leasure time, Film, Education,Travel,Story and Life style, I bring you closer to inside of this world....
Sabtu, 08 Oktober 2011
Saya Endang Sabrina dari Pulau Batam, salah satu Esperantis Indonesia yang ikut hadir dalam beberapa kongres di Eropa salah satunya dan yang terbesar adalah Universala Kongreso de Esperanto.
Adalah suatu pengalaman yang luar biasa bisa menginjakkan kaki di benua Eropa dan itu semua saya tau bahasa Esperanto ini yang mewujudkan nya. Dan tentu saja Esperantis – Esperantis luar yang baik hati. Saya diberi kesempatan untuk bisa menghadiri 4 kongres bahasa Esperanto di Eropa. Dan kongres – kongres itu adalah 44-a Konferenco de ILEI (Internacia Ligo de Esperantistaj Instruistoj) di Kopenhagen Denmark , 96-a UK (Universala Kongreso) di Kopenhagen Denmark, SES 2011 (Sumera Esperanto Studado) di Nitra Slovakia dan KELI 2011(Kristana Esperantista Ligo Internacia) di Podebrady Republik Ceko.
Saya dan teman saya Ilia, berangkat dini hari dari bandara Internasional Soekarno Hatta menuju bandara Schipol di Amsterdam. Ionel Onet seorang sahabat Esperantis sudah menunggu kami di salah satu stasiun kereta di Rotterdam Central.
Di rumah Ionel kami menginap selama lebih kurang 5 hari. Ionel bekerja di kantor UEA, jadi kesempatan yang sangat luar biasa bisa bertandang ke markas besar UEA. Disana kami bertemu dengan orang – orang yang bekerja untuk Esperanto. Osmo, Clay, Roy, Tobiasz, Stanka, Pasquela dan yang lain nya. Mereka sangat ramah menyapa kami dan berbincang sedikit banyak tentang perkembangan Esperanto di Indonesia. Dan tak lupa, kami berfoto bersama di depan kantor UEA Rotterdam.
Lima hari setelah ketibaan kami di Rotterdam, kami segera menuju Negara Denmark untuk menghadiri kongres pertama dari ke empat kongres yang akan kami hadiri di Eropa.
Saya akan cerita kan bagaimana setiap kongres punya kesan tersendiri bagi saya yang masih merupakan pemula dalam bahasa Esperanto.
1. La ILEI-Konferenco
Konferensi ini sukses diadakan di sebuah fakultas humanitas di Universitas Kopenhagen di kota Kopenhagen Denmark. Dihadiri oleh 103 peserta yang rata – rata adalah pengajar – pengajar Esperanto dari berbagai Negara di belahan dunia. Sesuai namanya, memang konferensi ini pada umumnya ditujukan bagi pengajar – pengajar, jadi pastilah semua nya adalah orang – orang yang sudah senior dalam bahasa Esperanto. Saya yang hanya seorang pemula, tak mau ketinggalan keluarkan jurus belajar mendengar layaknya belajar Listening di Bahasa Inggris.
Meski mencapai tempat ini tidak begitu mudah (karena kami dari Rotterdam naik Eropa bus kurang lebih 18 jam perjalanan), tapi dengan selamat kami tiba di tempat konferensi tepat sebelum acara Interkona Mangxvespero dibuka.
Di acara ini, setiap peserta dari masing – masing negara memperkenalkan makanan khas dari Negara nya dan berbagi dengan yang lain, semacam “potluck”. Dan pastinya, makanan dari Indonesia lain daripada yang lain. Ilia teman saya dari Jakarta sudah menyiapkan makanan paling ringan dari Indonesia yaitu keripik bayam, keripik sukun dan keripik pisang saleh. Unik? Pastinya, karena faktanya makanan dari Indonesia laris manis disantap oleh teman – teman Esperantis dari luar. Ada hal yang lucu, pada sesi tanya jawab, ketika selesai memperkenalkan makanan kita, maka peserta lain akan bertanya. Seorang dari mereka bertanya, terbuat dari apakah makanan – makanan tsb? Kebingungan, kami tidak tau apa bahasa Esperanto dari keripik Sukun. Radojica menyela, “kasih tau bahasa Inggris nya saja”, lebih gawat lagi, kami berdua tidak tau apa bahasa Inggris dari “Sukun”, lalu kami jawab lagi kalau Sukun itu tidak ada bahasa Inggrisnya. Kembali Radojica meminta, “kalau gitu bahasa Indonesia nya apa?” Serta merta kami menjawab, SUKUN. Do, bone la nomo de la mangxajxo estas SUKUNO ….. kami dan semua peserta yang hadir serta merta tertawa sebagai pembuka Konferensi ILEI ke 44 di Kopenhagen.
Seminggu mengikuti konferensi ini ada banyak prelego – prelego yang saya ikuti, diskusi – diskusi tentang perkembangan bahasa Esperanto di masing – masing Negara tak ketinggalan di Indonesia di jabarkan oleh Heidi Goes dan Ilia, Festival Bahasa dari setiap – setiap Negara. Karena kami berdua adalah peserta yang pertama kali pernah hadir dari Indonesia, jadi ketika festival bahasa, ada banyak teman – teman yang ikut dikelas untuk mendengar dan belajar secara singkat bahasa Indonesia. Bahkan ada seorang kakek, namanya Rob, masih hafal dengan beberapa kata dalam bahasa Indonesia. Tentu saja kami senang akan respon positif dari teman – teman Esperantis. Selanjutnya, di ILEI ini kami pertama sekali menampilkan tarian khas dari Sumatera Utara, TOR – TOR dalam acara Interncia Vespero. Dan semua merasa kagum dan berucap “bonege”.
Konferensi ini ditutup oleh Probal Dasgupta, presiden dari Asosiasi Esperanto Universal.
2. 96-a Universala Kongreso de Esperanto (UK)
Ini kongres terbesar dari seluruhnya karena memang kongres ini adalah bersifat universal artinya keseluruhan. Jadi tidak heran peserta yang hadir lebih dari 1700 orang dari lebih kurang 76 Negara – Negara diseluruh dunia. Bukan main bangganya saya sebagai orang Indonesia yang mendapat kesempatan luar biasa untuk bisa menghadiri kongres ini. UK berlangsung selama seminggu tepat setelah ILEI selesai. Diselenggarakan di kota yang sama Kopenhagen hanya saja tempatnya tidak lagi di Universitas Kopenhagen melainkan di Bella Center. Bella Center sekaligus nama hotel dan gedung kongres nya.
Dikarenakan banyak nya pengalaman – pengalaman yang berharga dan menyenangkan selama kongres ini, jadi saya akan rangkum dari hari pertama dimulai nya UK.
• Sabtu 23 Juli adalah pendaftaran ulang para peserta kongres. Tidak ada yang lebih melegakan ketika melakukan suatu kesalahan dan diselamatkan dengan segera. Seperti yang saya dan Ilia alami. Pada saat akan mendaftar ulang, saya lupa membawa kartu konfirmasi berwarna pink yang dikirimkan ke alamat saya sewaktu masih di Indonesia. Kartu itu tidak saya bawa karena ketinggalan di Indonesia. Dan Ilia, membawa kartu pink tsb hanya saja juga sama ketinggalan di tempat penginapan. Dengan frustasi dan tentu saja wajib menolong, Ionel dan Heidi sahabat kami membantu kami mendaftar ulang untuk mendapatkan buku, kartu kongres dan tas kongres.
• Minggu 24 Juli adalah Solena Inauxguro. Disini peserta yang ingin tampil sekedar mengucapkan salam dari masing – masing Negara bisa tampil. Bertempat di Zamenhoff Cxambro, Ilia menyampaikan salam mewakili Negara Indonesia
• Senin 25 Juli adalah hari piknik bagi peserta yang mau ikut piknik. Dengan jumlah yang cukup ramai, kami bersama – sama ke suatu taman di kota Kopenhagen. Sangat menyenangkan, karena bisa duduk bersama, berbagi makanan dan cerita, bermain bersama dan kami sesama Esperantis menjadi semakin akrab satu dan yang lainnya.
• Selasa 26 Juli adalah Tago de lernejo, di hari ini Heidi dan Ilia mempresentasikan tentang perkembangan bahasa Esperanto di Indonesia. Pengalaman mengajar Heidi di Indonesia selama 2 tahun berturut – turut dan perkembangan Esperanto di beberapa kota di Indonesia.
• Rabu 27 Juli adalah hari ekskursi. Seharian kami berjalan – jalan dengan teman – teman. Mengunjungi banyak tempat – tempat menarik dan yang paling menarik dari semuanya adalah Christiania. Sebuah tempat bagi para kaum “hippies”, ketergantungan obat dan orang – orang yang mau hidup bebas. Tempat ini unik sekali. Karena mereka membangun kota nya sendiri. Dan mereka mengklaim bukan bagian dari Uni Eropa. Mereka bukan orang berbahaya, mereka hanya ingin hidup bebas sebebas bebas nya.
• Kamis 28 Juli adalah Urba Akcepto kunjungan ke kantor walikota kopenhagen. Saya dan Ilia lagi – lagi sangat beruntung, karena kami memiliki kartu undangan berkunjung ke kantor walikota. Tidak semua peserta mendapat kesempatan untuk berkunjung. Jumlah undangan nya sangat dibatasi. Dengan memakai baju kebaya, kami “bertandang” ke kantor walikota yang notabene sangat mewah dan mengagumkan. Disini kami banyak bertemu teman – teman yang kami juga bersama - sama selama konferensi ILEI.
• Jumat 29 Juli adalah Internacia Arta Vespero. Malam dimana kami menampilkan kembali tarian TOR – TOR dari Sumatera Utara. Memang bukan kali pertama, tapi dengan ditonton ribuan orang dan dengan 3 layar LCD yang sangat besar, jujur saya merasa gugup. Tapi rasa gugup itu segera hilang sesegera saya mendengar musik Batak yang sudah diputar. Hanya ada suara musik, gerakan saya dan Ilia, blitz kamera kamera dan ribuan pasang mata yang memandang kagum tentunya. Kami tampilkan yang terbaik, banyak dan teramat banyak orang – orang yang mengucapkan selamat dan rasa senang akan tarian yang kami bawakan. Tak ketinggalan Heidi.
• Sabtu 30 Juli adalah Solena Fermo. Penutupan resmi kongres. Hanya saja kami tidak ikut, tidak bisa hadir karena pagi – pagi jam 8 kami sudah harus menuju Negara Slovakia untuk menghadiri SES 2011.
3. SES 2011 (Sumera Esperanto Studado)
Perjalanan menuju kota Nitra di Slovakia kami tempuh lebih kurang 24 jam dengan teman – teman Esperantis yang akan pulang ke Negara Hungaria. Di dalam Bus itu sendiri ada 5 orang dari kami yang akan bersama – sama menghadiri SES di Nitra. Mereka adalah Julian, Dominik, Agnieszka, Ilia dan saya. Perjalanan jauh ini pun tak kalah menyenangkan, di dalam bus kami bernyanyi, berbagi cerita dan saya tentunya belajar dengan teman yang duduk disebelah kiri saya bernama Clara dan dikanan saya Stevan. Tak lupa kamu Esperanto kecil saya selalu saya bawa – bawa. Jadi ketika ada suatu kata yang saya tak paham saya akan minta tolong mereka ulang ucapkan sekali lagi dan saya akan temukan dikamus. Eniko dan Clara bahkan mengajari saya nyanyi singkat dalam bahasa Esperanto. Judulnya MARISSA…
Keesokan pagi nya, kami tiba di Negara Hungaria. Kami turun disuatu kota di Negara ini untuk melanjutkan perjalanan ke Slovakia. Teman – teman yang lain akan melanjutkan perjalanan pulang hingga ke Budapest.
Orang yang akan membawa kami ke Slovakia juga adalah seorang Esperntis yang ikut di bus tadi. Sayangnya saya tidak ingat siapa nama bapak yang baik hati itu. Padahal beliau sudah mengundang kami untuk sekedar mampir minum kopi dulu dirumahnya bersama istrinya dan mengantar kami mengunjungi katedral tertua dan terbesar di Negara Hungaria.
Setelah menaiki mobil tumpangan beberapa jam, tibalah kami disebuah Universitas di Zobor Nitra, tempat SES berlangsung selama seminggu. Kami tiba sudah di hari yang kedua, jadi kami tidak ikut dalam acara pembukaan. Karena ini tema nya belajar dimusim hangat, jadi kami diberikan tenda untuk tempat kami tidur. Sayangnya, musim hangat dinegara ini sangat jauh dari bayangan saya dan Ilia. Betapa tidak, setiap hari hampir selalu hujan dan udara nya sangatlah dingin. Kami sempat tidur didalam tenda selama satu malam, tapi syukurnya keesokan harinya kami boleh pindah kedalam kamar – kamar asrama.
Disini setiap hari saya belajar dikelas. Saya masuk kelas 3 dan Ilia masuk dikelas 4. Sehari sebelumnya kami ada test singkat dulu semacam “placement test”. Pengajar nya mengusulkan saya dikelas 2 dulu, tapi jika saya merasakan dikelas 2 terlalu mudah, maka saya bisa pindah ke kelas 3. Jadi saya belajar sebentar dikelas 2 dan merasa kelas itu terlalu mudah saya memutuskan pindah dikelas 3.
Di kelas 3 saya satu meja belajar dengan Enrico dari Italia, Paulina dan pacarnya dari Slovakia. Dikelas ada sekitar 24 orang dari berbagai Negara dan datang untuk belajar Esperanto tentunya. Guru kami seorang dari Lutviana bernama Diana dan satu lagi bernama Johannes.
Ada satu hal yang paling berkesan dari keseluruhan kegiatan belajar mengajar dikelas. Ketika kami diberikan suatu projek untuk menyelesaikan masalah ditiap – tiap kota. Jadi kita diminta untuk menggambar kota khayalan kita sendiri dan memutuskan dengan cara apa kita bisa mengatasi masalah kemacetan, pengairan dan listrik. Diskusi saat itu sungguh menyenangkan. Kami menggambarkan kota kecil kami dan rumah masing – masing. Saya suruh Enrico menggambarkan rumah saya di sebuah Istana kerajaan. Dan kami berdiskusi bersama bagaimana cara menangani masalah yang sudah ditentukan. Nomor presentasi kami adalah nomor pertama. Jadi semua teman – teman sekelas lain nya mengkerumuni meja kami dan kami memulai presentasi kami. Enrico yang memulai presentasi, memperkenalkan tempat tinggal masing – masing dari kami terlebih dahulu dan semua orang tertawa sewaktu Enrico bilang “kaj Sabrina logxas en la kastelo”. Janet si rambut gimbal berujar, Sabrina wanita yang sangat beruntung. Dan guru pun tak bisa berkomentar apa – apa kecuali ikut tertawa.
Selanjutnya ada ekskursi ke Istana kerajaan Davine di Bratislava dan kunjungan ke salah satu museum. Sangat menyenangkan.
Di SES ini juga ada Internacia Vespero nya. Jadi ya lagi – lagi kami menampilkan TOR – TOR yang sama seperti di ILEI dan UK. Walau sudah yang ketiga kali, tapi masih tetap banyak orang – orang yang kagum dan senang. Terbukti dari banyak nya orang yang meminta foto bersama seusai acara. Dan tak ketinggalan kebaya yang kami kenakan pastilah sangat unik bagi mereka. Kami senang, malam itu sangat mengesankan.
Sama seperti UK, disini pun kami tidak bisa mengikuti semua acara hingga hari penutupan. Karena kami harus berangkat menuju kota Podebrady di Negara Republik Ceko. Selamat tinggal SES 2011..
4. KELI (Kristana Esperanta Ligo Internacia)
Ini adalah kongres terakhir yang akan kami hadiri. Rasanya capek sekali melanjutkan perjalanan 5 jam dengan kereta api dari Slovakia ke Ceko. Dengan sisa tenaga dan semangat yang masih terus kami tumbuhkan, kami tiba di salah satu stasiun kereta api di Ceko. Disitu kami sudah ditunggu sama dua orang yang baik hati seorang bernama Vaclav seorang lagi saya lupa. Sebelum kebingungan di stasiun kereta api, sudah lebih dahulu mereka menemui kami dengan rasa mantap bahwa kami lah orang yang ditunggu. Kata mereka rambut dan kulit kami berbeda. Jadi pasti kami lah orang nya kiel suprizigas…
Bersama kami menuju Podebrady tempat konferensinya adalah disebuah gereja. Ada lebih kurang 54 peserta yang hadir dari 13 negara. Lebih sedikit karena ini memang khusus untuk Esperantis Kristen.
Setiap hari kami beribadah dahulu sebelum memulai kegiatan. Hampir sama dengan konferensi – konferensi sebelumnya. Disini kami mendengarkan diskusi – diskusi salah satu tema nya tentang gereja di Negara masing – masing.
Suatu waktu pada saat makan siang, teman saya Samuel dari Perancis bertanya sudah berapa lama saya belajar Esperanto. Saya jawab dengan jujur, saya tau Esperanto dari tahun 2010 ketika seorang dari Belgia bernama Heidi Goes datang ke Indonesia dan ke kota saya untuk mengajar bahasa ini. Tapi setelah itu saya hanya belajar seadanya saja atau bahkan sama sekali tidak mempelajarinya karena sibuk dengan pekerjaan dan kuliah saya. Jadi saya benar – benar belajar ketika saya tiba di Belanda di rumah Ionel sahabat saya. Beliau yang kembali mengajarkan saya Bahasa Esperanto. Samuel kaget dan berkata ke teman kami yang satu lagi Thomas dari Denmark. “Vidu, Sabrina reeklernis Esperanton pli malpli unu monato antauxe sed nun shi povas parole bone”. Kami tertawa dengan candaan Samuel. Tapi dengan wajah serius kembali Samuel berkata itulah betapa Bahasa Esperanto lebih mudah dipelajari. Dalam hati saya berbisik, benar juga…. Bahasa Inggris saya butuh bertahun – tahun untuk bisa belajar dan berkomunikasi dengan baik dengan orang – orang luar tapi Bahasa Esperanto hanya butuh waktu kurang dari satu bulan saya sudah bisa berkomunikasi dengan bahasa ini.
Samuel menanyakan apa target saya ketika kembali ke Indonesia, saya bilang belajar Esperanto lebih baik lagi dan mengajak teman – teman saya untuk ikut belajar bersama. Samuel sangat baik, dia sarankan bahwa teman – teman saya yang mau belajar berbicara dan mendengar bisa praktek dengan nya melalui Skype. Saya setuju….
Di akhir konferensi KELI, Pavel salah satu yang mengatur jalan nya konferensi KELI memberikan kami Alkitab dan kidung pujian berbahasa Esperanto. Itu hadiah yang sangat luar biasa. Saya sangat menyukai alkitab tsb.
Setelah makan siang bersama untuk terakhir kali nya selesai, kami bersama beberapa teman yang lain bersama – sama menuju stasiun kereta untuk pulang. Saya dan Ilia akan menginap semalam di kota Praha sebelum saya melanjutkan penerbangan ke Eindhoven di Belanda.
Usai sudah ke empat kongres yang saya hadiri di Eropa. Saya tinggal 2 hari di rumah teman Esperantis di Rotterdam sebelum saya melanjutkan perjalanan saya pulang ke Tanah Air. Tapi tak lupa untuk terakhir kali nya saya bermain lagi ke kantor UEA, dan berfoto bersama Osmo Buller, Direktur UEA
Esperanto Batam
Dan apa yang bisa saya perbuat untuk perkembangan Esperanto di Batam? Itu pertanyaan yang pertama kali muncul ketika saya tiba kembali di Batam. Hal pertama adalah membenahi diri saya yang suka bermalas – malasan belajar Esperanto. Dan ya, membuat kelompok belajar Esperanto di Batam. Mula – mula saya hanya ceritakan tentang perjalanan Eropa saya ke teman – teman kampus dan komunitas CouchSurfing di Batam. Lalu pertanyaan “kok bisa sampai ke Eropa?” dan pertanyaan itu yang saya tunggu – tunggu, muncul juga. Dengan bersemangat saya jawab “karena Esperanto” dan bercerita banyak tentang bahasa ini.
Gayung bersambut, teman – teman lumayan banyak yang berminat untuk mempelajari bahasa ini, maka akhir bulan September lalu kami mulai belajar bersama bahasa Esperanto. Kelak suatu saat, saya mau di kota saya akan banyak Esperantis – Esperantis muda yang punya semangat kuat untuk menghidupkan kembali semangat belajar Esperanto seperti jaman kemerdekaan dulu…..
Raportoj Pri la Europo Vojagxo kaj Kongresoj de Esperantoj
Karaj legantoj, mi estas Sabrina. Mi estas Esperantistino el Indonezio kiu partopreni la kvaraj kongresoj en Europo. Kun mia amikino (Ilia) ni partoprenis ILEI konferenco, la 96a UKn, SES 2011 en Slovakio kaj KELI (Kristana Esperantista Ligo Internacia) en Cxehio.
Verdire, ja estis granda sperto ke mi povas partopreni la kongresojn. Mi sentis ke mi estas felicxulo cxar havas tiun bonsxancon. Mi tre dankas al cxiuj gesamideanoj kiuj helpas kaj subteni nin.
Dum nia vojagxo al Europo, mi renkontis multajn geEsperantistojn el diferencaj landoj kaj kunsidis por la kongresojn.
La unua Konferenco estis ILEI konforenco en Kopenhago. Estis mia unua sperto partopreni tiujn konferencojn. Ni alvenis iom malfrue cxar ni devis sercxi la gxusta loko de la konferenco. Kiam ni alvenis tie, multaj partoprenintoj jam amasigis kaj babili, ekzemple el Nepalo, Cxinio, Korejo, Benino, ktp.
La partoprenintoj de ILEI Konferenco el diferencaj landoj
La plej interesita momento estis kiam ni havis interkona mangxvespero. Cxiuj partoprenintoj kiuj venis el diferencaj landoj portis iliaj specialaj mangxajxoj kaj enkonduki tiujn. Ni portis mangxetoj el Indonezio kaj Ilia (mia amikino) enkondukis tiujn. Unu el la triaj mangxetoj, shi kaj ecx mi ne sciis pri la nomon. Do, kiam Radojica demandis pri la nomon, Iliad iris ke Shi ne sciias. Do denove Radojica demandis pri la nomon sed en Angla, kaj denove ni diris ke ni ankaux ne sciias. Laste, lid iris, “do diru al ni la nomo de la mangxeto en Indonezie”. Cxiuj ridis kaj Ilia respondis “SUKUN”. Fine, li trovis la nomon. La nomo de la mangxeto estas “SUKUNO”. Cxiuj denove ridegis.
La mangxteoj kiujn ni portis el Indonezio.
La dua kaj plej granda kongreso estas ls 96-a Universala Kongreso de Esperanto (UK). Gxi okazis post la ILEI konferecon. Al mi persone, mi tre gxuis la kongreson. Estas mirinda sperton. Mi spektis kaj partopreni multajn programojn tiel Movada Foriro, Solena Inauguro, Prelegoj, Tago de lernejo, Ekskursoj, concerto, pikniko, invito al urbo domo, ecx Internacia Arta Vespero, ktp.
Hori el Japanio en Movada Foriro, Azio Komiciono
Ilia Sumilfia Dewi salutis la UKn partoprenintojn sur la scenejon.
Akcepto de invititoj en la urbodomo
kunfotigxis dum la ekskurso
La Esperanto koncerto en Island Brygge
[
Ni prezentis la Indonezio danco el norda parto de Sumatro kiu nomigxas TOR TOR, dum Internacia Arta Vespero
Sed ni ne povas cxeesti kiam la Solena Fermo okazis cxar ni devis foriri al Slovakio por partopreni la SES 2011. dum SES mi lernis multe kun aliaj partoprenantoj kiuj venis por lerni Esperanton. Mi estis en la tria klaso kaj Ilia estis en la kvara klaso. Mi sxategas lerni tiutempe cxar tiu estis mia unua sperto lerni Esperanto kiel mi lerni en la lernejo. Ni faris projekton pri la problemojn en la urbo kaj la solvojn kaj ni prezentigis nian laboron.
En la klaso kun mia nova amik(in)oj Peter, Enrico kaj Pauline.
Ankaux ni ne povas cxeesti gxis fino cxar ni devis foriri por la lasta konferenco. Tiu estis Kristana Esperanta Ligo Internacia (KELI) en Cxehio.
La partoprenintoj estis 54 personoj el 13 landoj. Pavel donis al nin nova Biblio en Esperante. Mi vere sxatas tiun.
La partoprenintoj de KELI kongreso kunfotis en Cxehio post vespermangxo
Post la fino de KELI, ni foriris al la Prago kaj mi restis por unu nokto cxar mi devis daurigi flugi al Nederlando. Mi restis por 2 noktojn kaj vizitis denove la UEA oficejo en Rotterdamo. Mi faris foton kun Osmo antaux la Oficejo.
Antaux UEA Oficejo en Rotterdamo
Jam 2 monatoj post la Europo vojagxo. Mi lerni multe kaj daurigi lerni plu por la kongreso venontjaro en Hanojo. Kelkfoje mi pensis kial nur mi lernis la internacia lingvo, mi volas dividi la sciado kun aliaj, do mi rakontis pri tiun al miajn geamikojn kaj peti ili por kunlerni Esperanton. Ni sukcesis kunlerni Esperanton en la unua de nia Esperanto Kurso. 9 lernantoj venis kaj lerni. Ni uzas la libroj kiujn mi portis el Rotterdamo. Cxiu monato ni volas kunlerni unufoje kaj lerni mem en nia domo aux laborejo. Mi esperas ke baldaux ni povas fari klubon kiel aliaj urboj de Indonezio.
La lernantojn lernis baza Esperanton en Batamo, Indonezio
Kamis, 26 Agustus 2010
Untuk Dia Yang Telah Pergi

(Untuk mengenang ibunda tercinta yang telah kembali kehadapan yang Maha Kuasa, yang menjadi inspirasi serta motivator terkuat dalam hidupku).
Berbaring hening dikesunyian malam. Aku rindu pada ibuku. Teringat akan kenangan - kenangan tak terlupakan semasa hidupnya. Kini setiap masa yang pernah terlewati terasa semakin berarti dan aku tau, tak akan pernah terulang lagi.
Sela
Biar sejenak aku kembali ke masa lalu ku. Membunuh waktu dan tersenyum tetap dengan penuh kerinduan.
Sela
Ibuku, meski hanya seorang bidan desa, tapi tetap luar biasa. Kami memanggilnya "MADRE". Entah bagaimana, aku lupa sejarah panggilan itu. Yang aku tau, beliau tidak pernah keberatan meski orang lain yang mendengar pada awalnya merasa risih dengan mengatas namakan kesopanan.
Sela
Pernah suatu kali, ibu ku memanggilku ke kamarnya. Menghadapkanku ke lemari yang ditengahnya ada kaca berbentuk persegi. Duduk di kamar sempit ibuku, berdua kami menghadap kaca. Kemudian ibu bilang,"ayo kita belajar berdoa. Kalau sudah mau masuk SD (Sekolah Dasar) harus sudah bisa berdoa". Aku tak berminat, tapi ibu bilang, "tidak boleh begitu, nanti Tuhan marah".
Lalu ibu memberi aba-aba, lipat tangan, tutup mata, ikuti apa kata mama ya...
Aku mengikuti perintah nya, melipat tangan ku tapi hanya menutup satu mataku. Aku pandang ibu dari kaca di depanku dan tertawa geli. Ibu memulai doanya (dalam bahasa daerah kami)
"Met met au on, bahen hias rohakkon, sasada ho Jesus, dongan ku toktong"
Kurang lebih artinya begini :"Hamba ini gadis kecil, bersihkan hati hamba, hanya Tuhan yang selalu menemani hamba".
Ibuku mengucapkan berulang-ulang agar aku hafal dan bisa mengulangi sendiri. Setelah beberapa kali mengucapkannya bersama - sama, ibu meminta ku untuk mengulanginya sendiri.
Kututup mataku dan berdoa:"Met met ho Tuhan......."
dan serta merta ibu ku tertawa tak tertahan. Aku berhenti dan bertanya kenapa...?? Masih dengan tawa yang belum masih ibu bilang :"Bukan Tuhan yang kecil, kamu yang kecil"!!! (met-met = kecil)
Olala, lantas kami tertawa. Dengan mengucapkannya berulang-ulang dan dibantu ibu, akhirnya doa singkat itu bisa ku hafal. Doa singkat yang multifungsi, bisa digunakan sebelum makan ataupun sebelum tidur.
Sela
Ibuku, biar tak pandai bernyanyi, tapi ada 1 lagu kesayangannya. Semasa hidupnya, beliau senang menyanyikannya. Tapi dulu, sewaktu aku pun masih kecil. Sambil menimangku, dengan lembut pasti dia bernyanyi :
"Bila ku ingat lelah, ayah bunda, bunda piara piara akan daku sehingga aku besar lah, waktu ku kecil hidup ku, amat lah senang, senang dipangku dipangku dipeluknya..serta dicium dicium dimanjakan..namanya kesayangan... (Salah satu lagu pendidikan yang di ajarkan di sekolah dasar juga)
Karena begitu kerap dinyanyikan, jadi tanpa diajarai seperti mengucapkan doa, lagu itu terekam secara otomatis di ingatan ku.
Sela
Ibuku, sungguh berbeda dari yang lain. Seumur hidupku, belum pernah memakan masakannya. Ya, ibu ku tak pandai memasak. Sama sekali tidak tau. Ibu ku bilang, dulu sebelum menikah ayahku sudah berjanji kalau ketika berumah nantinya, ayah ku yang akan bertanggung jawab tentang dunia dapur. Aneh. Karena itu, ayahku menelurkan ilmu jago masaknya ke abangku yang tertua, ke abang berikutnya, berikutnya, berikutnya, dan padaku.
Sela
Pernah suatu kali, aku membeli ikan teri dari warung. Selagi aku mengulek cabe buat sambal ikan teri itu, aku lupa kalau sedari tadi aku sudah menyalakan kompor dan menaruh penggorengannya. Sudah panas, aku benar-benar lupa. Ibuku datang, dan langsung memasukkan teri ke penggorengan tanpa MINYAK goreng. Astaga, aku kaget dan segera mengambil semua teri dari penggorengan. Bercampur kesal aku mengumpat dan marah tak tertahan. Ibu tak mau kalah dan tak mau untuk merasa bersalah. Kalau aku ingat semua itu, aku bisa tersenyum geli.
Sela
Dulu ketika aku masih SMA, ibuku yang menjadi penyelamat atas nilai - nilai yang anjlok tak karuan. Ibuku yang menjadi penengah saat prestasi ku yang terus turun. Ibuku sangat berbesar hati ketika aku bercerita kalau di SMA semua pelajarannya sangat sulit. Aku menghadapi kesulitan hampir disemua bidang study. Prestasi ku tidak segemilang ketika aku di SMP (setidaknya aku masuk dalam 3 besar). Aku beritahu ibu, kalau pelajaran yang ku suka hanya satu, hanya Bahasa Inggris. Ibu bilang, tak masalah kembang kan dan fokuslah pada bidang yang kamu sukai. Meskipun beliau sangat ingin aku menjadi seorang Dokter, tapi beliau tetap bangga ketika pada akhirnya aku malah terjun ke dunia pendidikan seperti bapak yang menjadi seorang Guru. Tidak ada yang sia-sia.
Sela
Pertengahan July 2009, ketika aku sudah merantau ke pulau Batam, ibuku terkena serangan stroke ringan. Tak habis-habis nya aku menelpon bapak menanyakan perkembangan kesembuhan ibu. Waktu aku mencoba berbicara dengan nya, suara ibu tak begitu jelas lagi. Aku menangis diam. Selalu ku ingatkan abang2ku untuk selalu berdoa demi kesembuhan ibunda tercinta, karena pada saat itu usia beliau masih belum begitu tua (aku ingat 58 tahun).
Sela
Seiring dengan berjalan nya waktu, usia yang terus bertambah dan fisik yang tidak begitu kuat lagi, suatu pagi di hari Minggu bulan Mei 2010 aku menerima telpon dari bapak, kalau ibu sedang kritis di sebuah ruang ICU di rumah sakit swasta. Aku menangis tak tahan membendung air mata, begitu pun bapak. Hatiku sakit sekali seperti remuk. Bapak menangis menceritakan kalau sebenarnya ibu sudah 2 hari di ICU tapi bapak mencoba menutupinya, agar kami tidak perlu khawatir. Esok harinya, abang2 ku berangkat menuju kampung halaman. Aku berdoa berdoa dan terus berdoa untuk kesembuhan ibuku. Mengirimkan pesan singkat ke semua saudara dan teman-teman untuk bersama-sama berdoa untuk kesembuhan ibuku. Pada saat itu, aku belum bisa pulang bersama-sama karena masih ada tanggung jawab di tempat kerjaku yang harus kuselesaikan.
Sela
Begitu aku mendapat cuti, aku langsung pulang menuju kampung halaman, membeli tiket penerbangan yang paling awal. Tujuan ku hanya satu, membangunkan ibuku dari tidur lelapnya. Dengan penuh kerinduan dan rasa sedih yang mendalam akhirnya aku tiba dirumah sakit tempat ibuku terbaring tak sadarkan diri. Aku memanggilnya pelan di telinganya, "Madre...." "Madre...." tak ada jawaban. Hanya bunyi detak jantung ibu di mesin yang ada didekat tempat tidurnya. Mataku berkunang-kunang. Sekujur tubuhku terasa dingin. Jantung ku terasa sakit. Kakak iparku langsung memapah ku keluar. Hampir saja aku pingsan.
Sela
Pagi hari, aku dan kakak iparku berdoa bersama. Mengetuk pintu sorga berharap Sang Pencipta mendengar doa kami. Dan aku menyanyi di telinga ibu sambil menagis, lagu kesayangannya:
"Bila ku ingat lelah, ayah bunda, bunda piara piara akan daku sehingga aku besar lah, waktu ku kecil hidup ku, amat lah senang, senang dipangku dipangku dipeluknya..serta dicium dicium dimanjakan..namanya kesayangan......"
Tak ada reaksi. Aku menangis sedih sekali. Bertanya, "Madre, kenapa madre gak nyanyi? Kita nyanyi lagi ya, sama-sama ya, madre juga nyanyi ya..." Aku lihat kakak ku menangis juga. Sekali lagi aku menyanyi sambil terbata-bata karena tangisan ku. Ajaib, air mata ibuku jatuh. Aku sedih sekali....sedih sekali....aku menyanyikan nya lagi berulang-ulang di telinganya, untuk membuat nya tetap terjaga.
Sela
Benar kata orang-orang bijak, manusia hanya bisa berencana tetapi Tuhan yang menentukan. Walaupun sempat kondisi ibu menunjukkan perubahan yang baik, namun pada akhir nya jawaban atas doa-doa kami adalah yang terbaik untuk semua. Madre dipanggil Tuhan, tepat di hari Senin Tanggal 10 Mei 2010. Pagi-pagi ketika kakak ipar ku berdoa bersama ibu, aku tak tau kenapa hari itu aku tertidur lelap aku tak kuasa bangun untuk berdoa. Aku dengar suara bapak bertanya "Ada apa?" dan suara kakak iparku menangis kuat, aku terbangun melompat dari tikar yang digelar dilantai rumah sakit, berlari keruang ICU. Ya Tuhan........aku lihat ibuku.....ibuku.....dadanya dipompa oleh dokter, suster memberikan nafas buatan dari semacam alat pompa. Jantungku seperti berhenti berdetak. Aku takut sekali. Takut benar-benar kehilangan ibu. Aku berjalan mendekati, memanggil-manggil seperti orang yang putus harapan. "Madre......." "Madre........" bangun mak.......
Tak ada jawaban. Aku menangis putus asa, bertanya pada Tuhan KENAPA????? Rasa ku terlalu cepat, aku belum sempat berbuat sesuatu untuk ibuku, belum puas membalas semua kebaikan ibuku, belum cukup menyenangkan hati nya di hari tuanya.
Sela
Sebenarnya saat itu, belum sempat kakak ipar ku mengakhiri doanya dengan AMEN, ibu menghembuskan nafas terakhir. Aku mencium ibuku, untuk terakhir kalinya sebagai ungkapan selamat tinggal. Hatiku sakit sekali. Mata ku tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. "Madre senang di Sorga ya, gak ada sakit lagi ya ma, sembuh semua ya ma. Selamat tinggal ma, aku sayang madre, sayang sekali....."
Sela
Abang ku memeluk ku dan kami menangis bersama...
Untuk ibuku yang menuju keabadian. Untuk dia yang telah pergi....
*Sela = jeda
Jumat, 19 Desember 2008
Manusia Wakil Allah
Sebagai mahkota ciptaan Allah, manusia memikul tanggung jawab khusus dalam hidupnya. Mazmur 8 menggambarkannya dengan indah.
Hampir sama seperti Allah. Kondisi ilahi manusia menjadikannya tidak sama dengan ciptaan lainnya. Ketidaksamaan ini adalah suatu kehormatan dan kemuliaan, tetapi juga sekaligus tanggung jawab. Ia dituntut untuk bertindak sesuai dengan kehormatan yang ia miliki. Ada berbagai interpretasi teologis yang berbeda-beda mengenai keberadaan manusia sebagai gambar dan rupa Allah. Gambar (image) mengacu pada penampilan manusia yang secara indah menggambarkan Allah; sedangkan rupa (likeness) mengacu pada moralitas, daya rasio dan intelektual manusia yang seperti Allah. Tetapi pada dasarnya, frase "hampir sama seperti Allah" (terjemahan Inggris: "sedikit lebih rendah dari Allah") atau "dalam gambar dan rupa Allah" lebih memperlihatkan ketergantungan manusia kepada Tuhan. Seperti tanaman memerlukan sinar matahari untuk tumbuh, demikian juga kita memerlukan Tuhan sendiri untuk menghidupkan rupa dan gambar-Nya di dalam diri kita. Manusia diberikan kehormatan untuk membawa karakter, kemuliaan dan kuasa Allah di dunia ini di dalam Tuhan, bukan di dalam dirinya sendiri. Oleh karena itu “hampir sama seperti Allah” atau “diciptakan dalam rupa dan gambar Allah” juga mengacu pada keterbatasan manusia bila berjalan tanpa Allah.
Dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Karena manusia tidak diciptakan sama dengan yang lainnya, iapun dituntut untuk bertindak sesuai dengan penciptaannya. Manusia tidak dapat bertindak seperti alam seisinya. Ia tidak dapat mencontoh dan meniru binatang, alam dan kosmik. Ia tidak dapat hidup kawin-mengawinkan seperti hewan, atau menerapkan sistem yang kuat yang menang (survival of the fittest) dalam perekonomiannya; atau percaya pada cycle of life yang melihat hidupnya integral berputar dalam alam; atau menganggap manusia adalah spesies yang sama dengan hewan mamalia lainnya. Tidak! Manusia lebih tinggi daripada ciptaan lainnya, sebab ia memiliki mahkota kemuliaan dan hormat.
Berkuasa atas segala ciptaan. Manusia ditetapkan untuk melatih wewenang (otoritas) dan kuasa yang ia miliki. Ia harus menjalankan pemerintahan Allah dan menegakkan kebenarannya oleh iman dan Roh Kudus, untuk meneguhkan Kerajaan Allah.
Segala-galanya telah diletakkan di bawah kakinya. Manusia ditentukan untuk memiliki kemenangan. Kemenangan adalah sesuatu yang diberikan Tuhan, yang perlu diterima oleh manusia. Inilah pertempuran dan pertandingan yang sesungguhnya telah ditetapkan Tuhan bagi setiap orang. Setiap orang harus mengambil jalannya dan berjalan di dalamnya. Seperti Yosua dan Kaleb yang berhasil memiliki dan mewarisi janji Allah. Mereka menang dan mereka berhasil memenuhi tujuan hidupnya. Setiap orang bertanggung jawab atas kehidupannya. Apakah ia telah menaklukkan bumi ini dan meletakkannya di bawah kakinya seperti yang telah Tuhan tentukan? Manusia diciptakan bukan untuk pasif dan tanpa pilihan; melainkan aktif dan menentukan pilihannya.Curdie dan Ibunya
The Princess and the Goblin, dongeng anak-anak terkenal karangan George MacDonald. Pendeta, novelis dan penyair Skotlandia ini bisa disebut "bapa rohani"-nya C.S. Lewis. Karya-karyanya yang memancarkan cheerful goodness ‘kebaikan yang menyenangkan hati’, khususnya Phantastes, telah memukau imajinasi Lewis dan meyakinkannya, bahwa kebenaran itu bukan sesuatu yang menjemukan.
Dalam salah satu bagian dongeng ini, dikisahkan hubungan Curdie, anak seorang penambang, dan Ibunya. Nyonya Peterson adalah lbu yang sangat baik dan manis. Ibu-ibu yang lain memang baik dan manis, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, namun Nyonya Peterson benar-benar baik dan manis, serba lebih dan tanpa kekurangan. Rumah sederhana di lereng bukit telah dijadikannya surga kecil bagi suami dan anaknya – tempat peristirahatan yang nyaman bagi mereka sepulang dari tambang yang redup dan berdebu. Tangannya memberikan kehangatan, namun kasar, tebal dan besar karena tekun bekerja bagi mereka; karena itu, di mata para malaikat, tangannya tampak sangat indah.
Suatu ketika, Curdie kerja lembur di tambang selama sekian malarn. Itu dilakukannya antara lain agar dapat membelikan rok merah baru bagi ibunya sebelum musim dingin tiba. Namun, sekalipun Curdie bekerja keras, kenyamanan yang dihasilkan oleh kerja keras Ibunya jauh lebih dirindukan Curdie bila dibandingkan dengan kerinduan ibunya akan rok baru, sekalipun pada musim dingin. Ini bukan berarti Curdie dan Ibunya menghitung-hitung seberapa besar yang telah mereka lakukan bagi yang lain: perhitungan itu justru akan merusakkan segala-galanya.
Dan ini bukan cerita tentang kasih Ibu sepanjang jalan, kasih anak sepenggalah. Lebih dalam dari itu. Penggalan dongeng ini menggambarkan dengan bagus kesimpulan Yohanes tentang mengasihi Allah, "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat" (I Yohanes 5:3).
Perintah-perintah-Nya tidak berat kalau kita mengasihi Dia. Kalau kita tidak berhitung-hitung dalam memberi diri dan melayani Dia – kalaupun benar-benar dihitung, akan jomplang-lah timbangan kita: karena Tuhan serba baik dan tanpa kekurangan. Karena itulah Paulus menasihati kita "demi kemurahan Allah" (Roma 12:1), agar mempersembahkan tubuh kita, seluruh hidup kita, untuk memuliakan Tuhan. Dari sini kita bisa melayani Dia dengan sukacita dan dengan gembira hati.
Dan dalam kisah Curdie tadi, bukan lagi perintah Ibunya saja yang dilakukannya. Ia hendak memberikan pula apa yang menjadi kerinduan hati ibunya. ***
Selasa, 16 Desember 2008
KISAH PENCIPTAAN LAGU NATAL
Malam itu, langit di lereng pegunungan Alpen, Austria, terlihat cerah. Joseph Mohr berjalan menulusuri jalan setapak, usai menonton pertunjukan drama Natal yang dipentaskan oleh sekelompok aktor keliling. Menurut rencana, sebenernya drama itu akan dipentaskan di gereja St. Nichoas, tetapi karena organ gereja rusak akibat digigiti tikus, maka pentas itu terpaksa dialihkan ke rumah salah satu jemaat.
Ketika sampai di puncak bukit, Mohr berhenti sejenak untuk melihat pemandangan di bawahnya. Dia begitu terpesona pada kerlap-kerlip lampu-lampu yang memancar dari dalam rumah penduduk. Suasananya sangat sunyi dan teduh. Hal itu membuat Mohr membayangkan suasana malam ketika Kristus lahir di kandang Betlehem. "Malam sunyi! Malam kudus!" Kata-kata itulah yang yang tiba-tiba terlintas di benak Mohr.
Sesampai di rumahnya, Mohr segera menyambar pena dan kertas untuk menuliskan baris-baris puisi yang meluap dari hatinya. Setelah itu, dia punya rencana untuk menyanyikan syair gubahannya itu pada malam kebaktian Natal di gerejanya. Keesokan harinya, dia segera menemui Franz Xaver Grüber, seorang guru desa dan pemain organ gereja. Pada hari itu juga, Grüber bisa merampungkan melodi untuk syair itu. Maka jadilah lagu "Malam Kudus" (Silent Night) yang beberapa abad kemudian menjadi "lagu wajib" pada setiap perayaann Natal.
Siapakah Joseph Mohr? Dia dilahirkan tahun 1792 di Steingasse, di sebuah perkampungan kumuh di Austria. Seorang pastor merasa kasihan melihat Mohr kecil terpaksa mengamen di jalanan. Imam Katolik itu lalu memungutnya dari jalanan dan menyekolahkan di Salzburg. Di sana, selain belajar agama, Mohr juga belajar bermain organ, biola dan gitar. Tahun 1818, Mohr ditempatkn sebagai asisten pastor di gereja St. Nicholas.
Sesuai dengan rencananya, pada malam Natal di tahun 1818, Mohr menyanyikan lagu ciptaanya itu dengan iringan gitar Grüber (karena organ gereja masih rusak). Lagu yang masih gres itu ternyata menyentuh hati jemaat yang datang beribadah.
Meski terbilang sukses, namun mereka tidak pernah punya niat untuk menyebarkan lagu itu ke luar desa. Seminggu kemudian, Karl Maurachen, tukang servis organ kenamaan dari Zillerthal datang untuk memperbaiki alat musik di gereja itu. Ketika sudah beres, Grüber dipersilahkan mencoba memainkan organ itu. Pada kesempatan itu, Grüber memainkan lagu yang baru diciptakan itu. Maurachen sangat terkesan mendengar lagu itu. Dia minta salinan komposisi lagu itu dan membawanya pulang.
Di tangan Maurachen, lagu itu mulai menyebar dan menjadi lagu rakyat di wilayah Tyrol. Lagu ini menjadi semakin populer ketika kuartet Strasser,--empat wanita bersaudara--, menyanyikan lagu ini berkeliling di seluruh Austria. Tahun 1838, lagu ini sudah dikenal di Jerman sebagai "lagu tidak jelas asal-usulnya."
Di Amerika, lagu ini diperkenalkan oleh Rainers, sebuah keluarga penyanyi dari Tyrol dalam sebuah tur konser, tahun 1839. Seperempat abad kemudian, Jane Campbell menterjemahkan syairnya ke dalam bahasa Inggris. Tahun 1980, Yayasan Musik Gereja (Yamuger) menterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Syairnya sebagai berikut: "Malam kudus, sunyi senyap. Dunia terlelap. Hanya dua berjaga terus. Ayah Bunda mesra dan kudus. Anak tidur tenang."
Nada-nada dari Sorga
Lagu Natal lain yang juga terkenal adalah "O Litle Town of Betlehem". Lagu ini berasal dari coretan pena Phillips Brooks, seorang pengkhotbah ngetop di Amerika. Brooks menuliskan lagu ini setelah berkunjung ke Israel, tahun 1865. Dia mendapat kesan yang sangat mendalam ketika merayakan Natal di gereja kelahiran Kristus di Betlehem. Tiga tahun kemudian, ketika menjadi pendeta di gereja Holly Trinity, Philadelphia, Brooks mencari lagu Natal baru untuk dipentaskan dalam perayaan Natal Sekolah Minggu. Dia lalu teringat pengalamannya di Betlehem itu dan menuangkannya dalam bentuk syair lagu.
Brooks lalu memberikan syair itu pada Lewis H. Redner, pemain organ gereja dan pemimpin Sekolah Minggu. Brooks minta dibuatkan melodi untuk dipentaskan pada malam Natal. Selama beberapa hari Redner bekerja keras mencari nada-nada yang cocok, tetapi tidak juga ditemukan yang pas. Hingga pada sore hari sebelum malam Natal, tiba-tiba Redner terbangun dari tidurnya. Dia langsung menyusun komposisi lagu, yang tiba-tiba meluncur deras di batinnya. Sampai meninggal dunia, Redner tetap yakin bahwa nada-nada itu berasal dari Sorga. Yamuger menterjemahkannya menjadi "Hai Kota Mungil Betlehem", tahun 1978.
Kebosanan Watts
"Gembira" atau "Joy" merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hati orang Kristen pada masa Advent (saat-saat penantian menjelang Natal). Himne ini diciptakan oleh Isaac Watts (1674-1748), yang merupakan parafrase dari Mazmur 98:4-9. Perikop ayat ini menceritakan janji Tuhan untuk memulihkan dan melindungi umat-Nya.
Sejak kecil, Isaac Watts sudah menampakann kejeniusannya. Pada usia lima tahun, bocah Inggris ini sudah fasih bahasa Latin. Usia sembilan tahun menguasai bahasa Yunani. Belajar bahasa Perancis pada usia sebelas tahun dan bahass Ibrani pada umur tiga belas. Pada usia 18 tahun, dia merasa bosan dengan cara jemaat menyanyikan ayat-ayat mazmur pada masa Advent. Suatu hari Minggu, setelah kebaktian, ayahnya menantang Watts: "Anak muda, kalau kamu bosan, mengapa tidak menciptakan lagu yang lebih baik?"
Merasa mendapat tantangan, Watts bertekad menciptakan lagu berdasarkan kitab Mazmur. Maka terciptalah lagu yang aslinya berjudul "The Messiah's Coming and Kingdom". Untuk musiknya, Lawol Mason, seorang musisi Amerika mengadaptasi fragmen komposisi George Frederick Handel, seorang komponis Jerman. Tahun 1980, Yamuger menterjemahkan lagu Joy to the World" ini dengan judul "Hai Dunia, Gembiralah"
Lagu Langka
Pada tahun 1627, parlemen Inggris yang puritan melarang penggunaan lagu-lagu Natal (Christmas carol) karena mereka menganggap perayaan ini sebagai "festival duniawi". Akibatnya, hingga awal abad ke-18, terjadi kelangkaan lagu-lagu Natal. Lagu "Hark! The Herald Angels Sing" yang ditulis Charles Wesley termasuk di antara sedikit lagu yang ditulis pada masa itu. Sama seperti 6500 lagu lainnya yang ditulis Wesley, lagu ini juga mengandung doktrin-doktrin Alkitabiah dalam bentuk puisi. Bait pertama menceritakan lagu para malaikat yang mengundang untuk bergabung memuji Kristus.
Charles Wesley mengikuti jejak ayahnya dan John Wesley, kakaknya, masuk dalam kegiatan pelayanan. Tahun 1730-an, tidak berapa lama setelah pentahbisannya, Charles Wesley dan dua saudaranya mengikuti gubernur Oglethorpe melakukan perjalanan ke Amerika. Saat itu, Chares Wesley menjadi sekretaris gubernur. Dalam pelancongan ini Charles Wesley mengalami pertobatan. Sekembalinya ke Inggris, dia lalu memutuskan menjadi pengkhotbah keliling.
Setahun setelah pertobatannya, Wesley menciptakan lagu Natal yang oleh Yamuger diterjemahkan dengan judul "Gita Sorga Bergema" (1977). Menurut John Julian, pakar himne terkenal, lagu ini termasuk salah satu di antara empat himne paling populer di Inggris.
Lagu yang terakhir ini memiliki syair sederhana sehingga mudah dimengerti maknanya oleh anak-anak sekalipun. Itulah sebabnya, lagu ini termasuk lagu Natal yang pertama kali diajarkan pada anak-anak. Pada mulanya, lagu "Away in the Manger" ini berjudul "Luther Cradle Hymn". Konon, syair lagu ini sengaja ditulis Martin Luther untuk anak-anaknya. Tetapi melalui penelitian yang seksama, ternyata tidak ada bukti yang mendukung kebenaran klaim ini. Bait pertama dan kedua pertama kali dimuat di "Litle Children's Book", Philadelphia, tahun 1885. Sedangkan bait ketiga disusun oleh John T. Mcfarland, seorang pendeta Methodis.
(Endang Sabrina / Berbagai sumber)...
Minggu, 19 Oktober 2008
Writing 2 by Mr.KIM
What is a paragraph?
A paragraph is a collection of related sentences dealing with a single topic. To be as effective as possible, a paragraph should contain each of the following:
Unity, Coherence, A Topic Sentence, and Adequate Development.
As you will see, all of these traits overlap. Using and adapting them to your individual purposes will help you construct effective paragraphs.
1. Unity:
The entire paragraph should concern itself with a single focus. If it begins with a one focus or major point of discussion, it should not end with another or wander within different ideas.
2. Coherence:
Coherence is the trait that makes the paragraph easily understandable to a reader. You can help create coherence in your paragraphs by creating logical bridges and verbal bridges.
⇒
Logical bridges:
- The same idea of a topic is carried over from sentence to sentence
- Successive sentences can be constructed in parallel form
⇒
Verbal bridges:
- Key words can be repeated in several sentences
- Synonymous words can be repeated in several sentences
- Pronouns can refer to nouns in previous sentences
- Transition words can be used to link ideas from different sentences
3. A topic sentence:
A topic sentence is a sentence that indicates in a general way what idea or thesis the paragraph is going to deal with. Although not all paragraphs have clear-cut topic sentences, and despite the fact that topic sentences can occur anywhere in the paragraph (as the first sentence, the last sentence, or somewhere in the middle), an easy way to make sure your reader understands the topic of the paragraph is to put your topic sentence near the beginning of the paragraph. (This is a good general rule for less experienced writers, although it is not the only way to do it).
4. Adequate development
The topic (which is introduced by the topic sentence) should be discussed fully and adequately. Again, this varies from paragraph to paragraph, depending on the author’s purpose, but writers should beware of paragraphs that only have two or three sentences. It’s a pretty good bet that the paragraph is not fully developed if it is that short.
Some methods to make sure your paragraph is well-developed:
- Use examples and illustrations
- Cite data (facts, statistics, evidence, details, and others)
- Examine testimony (what other people say such as quotes and paraphrases)
- Use an anecdote or story
- Define terms in the paragraph
- Compare and contrast
- Evaluate causes and reasons
- Examine effects and consequences
- Analyze the topic
- Describe the topic
- Offer a chronology of an event (time segments)
Writing I by Mr.KIM
How to write an Orange
Let’s start with sentences!
Do you go absolutely Bonkers when you are asked to write a sentence?
Does your pencil seem to grow and grow until it weighs a ton?
Are you barely able to think?
For relief from this common aliment…use the following tips!
Get your supplies in order:
A sharpened pencil
A decent eraser
A clean, unwrinkled, unbesmirched piece of paper
Whatever you do - Don’t use spiral bound paper that has been ripped out of the notebook, that is just plain nasty!
Bring your brain!
Getting the supplies in order is easy but, where do you go now?
For starters…….Think ORANGE
Using “short” words, list three things you already know about an orange.
Your list might look like this:
Sentence is complete word
Sabtu, 18 Oktober 2008
Metroseksual
Jurus Jitu Selesaikan Pertikaian

Foto : Corbis
Pertengkaran dalam sebuah hubungan semakin menyehatkan hubungan tersebut saat keduanya saling mengerti dan menghargai satu sama lain. Kekuatan cinta pun menjadi faktor pendukung lainnya yang semakin mengokohkan hubungan asmara.
Nah agar pertengkaran tidak berkepanjangan dan menyulut perang dunia, ada beberapa jurus jitu untuk menyelesaikan pertikaian dalam hubungan. Seperti yang dikutip dari Cosmopolitan.
Jebak si dia untuk menceritakan apa yang terjadi
Masalah memang sering datang silih berganti. Namun Anda tidak perlu marah atau mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati, cukup tanyakan baik-baik kepadanya apa yang terjadi.
Bila si dia masih diam membisu, Anda dapat menjebaknya dalam sebuah pertanyaan. Langkah ini dilakukan untuk membuatnya sulit berkelit sehingga dia akan menceritakan apa yang terjadi dan yang sedang dirasakannya.
Tetap tenang
Mungkin tidak mudah membuat si dia sedikit terbuka untuk mengungkapkan isi hati, tapi bukan berarti Anda harus marah padanya. Bila berada dalam posisi seperti ini, Anda harus tetap bersikap tenang dan tidak perlu marah atau menyakiti hatinya dengan kata-kata kasar.
Tanyakan permasalahan yang dihadapi dan apa yang diinginkannya
Jangan hanya berdiam diri saja menunggu penjelasan dari si dia. Tidak ada salahnya bagi Anda untuk menanyakan apa yang terjadi padanya.
Bersikap terbuka dengan menaruh perhatian pada pasangan pasti akan membuatnya merasa senang mengetahui Anda masih memerhatikan hal yang terkecil darinya. Tanyakan juga apa yang dia harapkan dan inginkan dari hubungan yang dibina agar tidak selalu diliputi masalah.
Mengambil langkah untuk break
Mengambil langkah untuk break dalam hubungan bukan berarti Anda harus putus dari si dia. Tapi inilah waktunya untuk Anda dan pasangan memikirkan kembali hubungan yang diinginkan. Yaitu hanya diwarnai dengan pertengakaran atau kebahagiaan karena dilingkupi perasaan cinta?
Meminta maaf
Walau amat mudah diungkapkan, tetapi tidak selamanya permintaan maaf mudah untuk diterima. Jika Anda dan pasangan dilingkupi cinta yang dewasa, tentu tidak perlu menunggu siapa yang lebih dulu mengungkapkan maaf, tetapi akan lebih baik bila Anda dan pasangan dapat saling menyadari untuk melakukannya.
Sentuhan lembut dan pesan romantis
Tak hanya sebatas permintaan maaf, ada baiknya Anda dan pasangan mengiringi tindakan dengan menyentuh atau membelai lembut si dia. Selain itu Anda juga dapat melayangkan sebuah pesan romantis yang diselipkan pada sebuah buket bunga yang diberikan padanya.
Fokus pada hubungan kalian berdua
Ini adalah waktunya untuk berpikir serius dan fokus pada hubungan yang sedang dibina. Sebuah permasalahan dalam hubungan pastinya akan memengaruhi setiap kegiatan Anda dan pasangan, oleh karena itu sebaiknya ambil langkah serius untuk menyikapi dengan bijak setiap permasalahan yang ada.
Metroseksual
Jurus Jitu Selesaikan Pertikaian

Foto : Corbis
Pertengkaran dalam sebuah hubungan semakin menyehatkan hubungan tersebut saat keduanya saling mengerti dan menghargai satu sama lain. Kekuatan cinta pun menjadi faktor pendukung lainnya yang semakin mengokohkan hubungan asmara.
Nah agar pertengkaran tidak berkepanjangan dan menyulut perang dunia, ada beberapa jurus jitu untuk menyelesaikan pertikaian dalam hubungan. Seperti yang dikutip dari Cosmopolitan.
Jebak si dia untuk menceritakan apa yang terjadi
Masalah memang sering datang silih berganti. Namun Anda tidak perlu marah atau mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati, cukup tanyakan baik-baik kepadanya apa yang terjadi.
Bila si dia masih diam membisu, Anda dapat menjebaknya dalam sebuah pertanyaan. Langkah ini dilakukan untuk membuatnya sulit berkelit sehingga dia akan menceritakan apa yang terjadi dan yang sedang dirasakannya.
Tetap tenang
Mungkin tidak mudah membuat si dia sedikit terbuka untuk mengungkapkan isi hati, tapi bukan berarti Anda harus marah padanya. Bila berada dalam posisi seperti ini, Anda harus tetap bersikap tenang dan tidak perlu marah atau menyakiti hatinya dengan kata-kata kasar.
Tanyakan permasalahan yang dihadapi dan apa yang diinginkannya
Jangan hanya berdiam diri saja menunggu penjelasan dari si dia. Tidak ada salahnya bagi Anda untuk menanyakan apa yang terjadi padanya.
Bersikap terbuka dengan menaruh perhatian pada pasangan pasti akan membuatnya merasa senang mengetahui Anda masih memerhatikan hal yang terkecil darinya. Tanyakan juga apa yang dia harapkan dan inginkan dari hubungan yang dibina agar tidak selalu diliputi masalah.
Mengambil langkah untuk break
Mengambil langkah untuk break dalam hubungan bukan berarti Anda harus putus dari si dia. Tapi inilah waktunya untuk Anda dan pasangan memikirkan kembali hubungan yang diinginkan. Yaitu hanya diwarnai dengan pertengakaran atau kebahagiaan karena dilingkupi perasaan cinta?
Meminta maaf
Walau amat mudah diungkapkan, tetapi tidak selamanya permintaan maaf mudah untuk diterima. Jika Anda dan pasangan dilingkupi cinta yang dewasa, tentu tidak perlu menunggu siapa yang lebih dulu mengungkapkan maaf, tetapi akan lebih baik bila Anda dan pasangan dapat saling menyadari untuk melakukannya.
Sentuhan lembut dan pesan romantis
Tak hanya sebatas permintaan maaf, ada baiknya Anda dan pasangan mengiringi tindakan dengan menyentuh atau membelai lembut si dia. Selain itu Anda juga dapat melayangkan sebuah pesan romantis yang diselipkan pada sebuah buket bunga yang diberikan padanya.
Fokus pada hubungan kalian berdua
Ini adalah waktunya untuk berpikir serius dan fokus pada hubungan yang sedang dibina. Sebuah permasalahan dalam hubungan pastinya akan memengaruhi setiap kegiatan Anda dan pasangan, oleh karena itu sebaiknya ambil langkah serius untuk menyikapi dengan bijak setiap permasalahan yang ada.
Resensi Buku 2
The Vendetta, Pembunuhan Para Mantan Agen CIA
Selasa, 7 Oktober 2008 - 15:22 wib

Kover The Vendetta
The Vendetta
Pengarang:
David Stone
Penerbit:
Dastan Books
Tebal:
509 halaman
Cetakan I:
Mei 2008
Micah Dalton berduka. Sahabatnya, Porter Naumann yang merupakan mantan agen CIA, ditemukan meninggal dengan kondisi yang sangat mengenaskan di depan sebuah gereja kecil di kota Cortona, Italia.
Investigasi awal kepolisian Cortona menyimpulkan bahwa Naumann bunuh diri. Dalton menyangsikan hal tersebut karena dia kenal betul sifat Naumann yang gigih dan pantang menyerah. Sahabatnya itu bukanlah orang yang mudah putus asa, sehingga berujung dengan mengakhiri hidupnya sendiri.
Jack Stallworth, Kepala Seksi Tim Pembersih CIA sekaligus atasan Micah, mengizinkannya untuk menyelidiki kematian Naumann. Sebelum berangkat ke Cortona untuk memulai penyelidikan, Dalton mengunjungi Ristorante Carovita, kafe yang dikunjungi Naumann di Venezia sebelum dia meninggal.
Di sela-sela lamunannya mengenang sahabatnya sambil ditemani sebotol minuman, dia melihat seorang lelaki Amerika tua, berbadan tegap, entah seorang koboi atau Indian. Entah mengapa Dalton tertarik mengamati pria itu. Maka ketika kotak cerutu si pria ketinggalan di meja, Dalton mengambilnya agar mempunyai alasan untuk menemui pria itu.
Malam itu di dalam kamar hotel yang dipesan Porter di Venezia, tiba-tiba Dalton mengalami halusinasi hebat. Dia merasa digigit oleh laba-laba hijau zamrud yang beracun. Dalam usahanya mengobati tangannya yang digigit, dia melihat hantu Porter bahkan bercakap-cakap dengannya. Keesokan paginya saat Dalton berniat pergi ke Cortona lagi, instingnya membuatnya melangkahkan kaki kembali ke kafe yang semalam. Dia menanyakan alamat si pria Amerika pada seorang pelayan kafe.
Setelah Dalton berhasil menemukan tempatnya yang ternyata sebuah rumah sewa, kamar yang dihuni oleh si Amerika telah kosong. Pemilik rumah itu mengatakan bahwa penyewa kamar itu bernama Sweetwater. Dia juga mengizinkan Dalton untuk menggeledah kamar tersebut. Lalu Dalton menemukan sebuah kantung berisi bubuk tak dikenal. Saat kantung itu dibuka, Dalton jatuh pingsan setelah sebelumnya seperti berhalusinasi lagi.
Duka Dalton bertambah saat CIA menemukan istri dan kedua anak Porter tewas di rumah mereka di London. CIA menduga Porter membunuh keluarganya lalu pergi ke Italia dan bunuh diri di sana. Tapi Dalton menemukan fakta menarik bahwa di dalam kamar hotel yang disewa Porter di Cortona, di Venezia, dan di dalam rumahnya di London terdapat bunga yang sama, yaitu Morning Glory. Bunga itu adalah jenis nokturnal atau makhluk malam yang membuka kelopaknya hanya pada malam hari.
Analisisnya adalah, bahwa seseorang menyimpan suatu bubuk dalam bunga itu lalu diletakkan/dikirim ke kamar hotel dan ke rumah Porter. Lalu malam harinya kelopak buka membuka sehingga bubuk itu menyebar dalam ruangan dan menyebabkan halusinasi bagi penghirupnya.
Berbekal fakta tersebut, Dalton bersemangat untuk kembali ke Italia untuk mencari Sweetwater. Namun atasannya melarang karena Dalton terlibat masalah dengan orang Kroasia di Venezia, selain itu dia belum sepenuhnya pulih dari efek bubuk yang dia hirup di kamar Sweetwater. Maka Dalton mengubah cara penyelidikannya dengan melacak Sweetwater melalui database komputer CIA.
Saat pelacakannya mulai menunjukkan titik terang, dia tidak bisa mendapatkan data lagi karena memasuki area akses terbatas. Dalton pun menduga bahwa kematian Naumann berhubungan erat dengan operasi CIA.
Alih-alih mengizinkan Dalton melanjutkan pencarian, Stallworth malah memberinya tugas lain. Yaitu menemui Willard Fremont, pensiunan CIA yang sekarang berada di penjara federal. Awalnya Dalton menerima tugas ini dengan setengah hati. Tapi ternyata dari Fremont diketahui bahwa rekan setimnya semasa di CIA (tim Eselon) telah terbunuh dengan mengenaskan, serupa dengan yang dialami Naumann. Maka terbukalah fakta bahwa ada orang yang mengincar nyawa para anggota tim Eselon.
Mengapa si pembunuh mengincar nyawa mereka? Mengapa Naumann juga dibunuh padahal dia bukan anggota Eselon? Benarkah Sweetwater pelakunya? Dan apa arti "Sweetwater" itu?
Pertanyaan-pertanyaan diatas pasti akan terbersit di pikiran anda saat membaca novel karya David Stone ini. Banyak hal tak terduga di dalamnya, dan tentu saja diwarnai ketegangan. Misalnya saat Micah Dalton bertahan hidup sendirian setelah dua rekannya tewas diterjang peluru dari jarak 183 meter. Selain itu novel ini juga dibumbui dengan sedikit pengetahuan tentang beberapa suku Indian di Amerika.
Saya berpendapat The Vendetta cukup menarik dalam mengemas misteri dan ketegangan dalam melacak pembunuh yang sebenarnya. Apalagi akar permasalahan yang menyulut rentetan pembunuhan ini ternyata merupakan sebuah konspirasi tingkat tinggi di dalam tubuh CIA.
Selain hal yang menarik itu, ada bumbu yang sedikit kurang pas menurut saya yaitu adanya penampakan hantu Porter Naumann. Karena pemunculan hantu biasanya identik dengan cerita khayalan alias tidak nyata. Sedangkan kisah investigasi pembunuhan adalah suatu kisah yang sangat nyata dan penuh dengan logika. Namun demikian, novel ini tetap mengasyikkan untuk anda baca hingga lembar terakhir.
Resensi Buku
Absolute Fear, Obsesi Cinta & Pembalasan Dendam

Kover Absolute Fear
Absolute Fear
Lisa Jackson
Penerbit:
Dastan Books
Cetakan:
1, Juni 2008
Tebal:
612 halaman
Bagaimana perasaan anda, jika semua kehidupan indah yang anda nikmati saat ini seketika berubah menjadi mimpi buruk yang tidak berkesudahan?
Hal itulah yang dialami Eve Renner. Selama hidupnya dia adalah wanita yang bahagia. Eve begitu disayangi oleh orangtua dan kakek neneknya, walau dia hanyalah anak angkat. Malahan dia mendapat warisan dari sang nenek yaitu sebuah rumah yang selama ini ditempati oleh kakek dan neneknya. Dia juga memiliki kekasih, Cole Dennis, seorang pengacara yang mapan yang begitu mencintainya.
Awal menghilangnya kebahagiaan itu dimulai dengan tewasnya Roy Kajak, sahabat lamanya. Eve menemukan mayat Roy di dalam pondok milik paman Roy dengan leher teriris dan tato di keningnya bertuliskan angka 212. Dia berusaha menelepon 911 namun tidak mendapat jaringan.
Ketegangan bertambah saat dia mendengar langkah kaki seseorang dan dia langsung menduga bahwa pembunuh Roy masih berada dalam pondok itu. Di tengah usahanya bersembunyi, sebuah peluru mengenai Eve dan sebelum dia terjatuh pingsan, wajah Cole Dennis yang ia lihat.
Tiga bulan berlalu sejak kejadian itu. Eve yang merasa kondisinya telah membaik memutuskan kembali ke rumahnya di New Orleans setelah menjalani pemulihan di rumah kakaknya, Kyle, di Atlanta.
Pada hari itu, Cole juga dibebaskan dari tahanan setelah dia tidak terbukti melakukan pembunuhan terhadap Roy. Dan di hari itu juga, Eve mulai menerima teror telepon, bahkan ada orang yang menyusupkan sebuah amplop di mobil Eve. Amplop itu berisi guntingan-guntingan koran mengenai Faith Chastain, seorang pasien di Rumah Sakit Jiwa Our Lady of Virtue yang telah meninggal 20 tahun yang lalu.
Malam itu Cole mendapat telepon dari Dr Terrence Renner, ayah Eve yang dulu bekerja di Our Lady of Virtue sekaligus mantan klien Cole. Sesampainya Cole di rumah Terrence, ternyata ayah Eve sudah menjadi mayat dengan leher teriris serta tato di keningnya bertuliskan angka 101, seperti mayat Roy hanya berbeda angka yang ditatokan.
Cole merasa dijebak oleh si pelaku, maka ia mengajak Eve untuk bekerja sama memecahkan kasus ini setelah berhasil meyakinkan Eve bahwa bukan dia yang menembak Eve tiga bulan yang lalu.
Berdasarkan kiriman amplop yang berisi berita-berita mengenai pembunuhan Faith Chastain, maka Cole dan Eve berpendapat bahwa semua kejadian ini berawal dari Our Lady of Virtue. Rumah sakit ini memang sudah lama ditinggalkan, tetapi gerejanya masih digunakan. Maka Eve berencana menemui Suster Rebecca yang sekarang menjadi kepala biara Our Lady of Virtue.
Dikarenakan kesibukannya sebagai kepala biara, suster Rebecca belum bisa ditemui. Lalu Eve-pun nekat memasuki bekas bangunan rumah sakit. Ruangan demi ruangan dia lewati, sambil terkenang masa kecilnya yang menjadikan rumah sakit ini sebagai tempat bermainnya bersama Roy. Mereka dulu mempunyai tempat rahasia, yaitu loteng di atas ruangan lantai tiga. Lantai loteng itu berlubang sehingga Eve dan Roy kecil suka mengintip para pasien yang ruangannya di bawah loteng. Termasuk ruangan 307 yang ditempati oleh Faith Chastain.
Hari itu Eve juga menaiki tangga yang mengitari cerobong, menuju loteng itu. Di sana dia menemukan lemari arsip pasien-pasien yang pernah dirawat di Our Lady of Virtue dan menemukan bonekanya yang diberi nama Charlotte. Boneka itu dibuat sendiri oleh almarhum neneknya, tapi seingatnya dia tidak pernah membawa boneka itu ke dalam loteng.
Melihat bonekanya tertelungkup dengan pose yang aneh, Eve mengambil boneka itu. Dia terkejut melihat perut Charlotte robek-robek yang tertulis angka 444 dengan darah dan di bawahnya tertulis nama EVE.
Korban selanjutnya adalah suster Rebecca dan suster Vivian dengan tato di keningnya masing-masing 111 dan 323. Cole menuliskan semua korban dengan angka di keningnya. Dia menyimpulkan bahwa baik nama korban dan angka itu merupakan palindrome ?terbaca sama baik dari depan maupun belakang. Cole juga menyadari bahwa Eve juga bisa menjadi korban yang selanjutnya.
Nikmati ketegangan saat polisi dan Cole berusaha menemukan identitas si pelaku, mengapa dia membunuh para korban yang berhubungan dekat dengan Eve ataupun Our Lady of Virtue, apa rahasia besar yang disimpan rapat-rapat di Rumah Sakit Jiwa Our Lady of Virtue selama puluhan tahun, dan apa hubungan Eve Renner dengan Faith Chastain? Serta dendam dan obsesi apakah yang melingkupi hati si pelaku?
Lisa Jackson berhasil membungkus kisah misteri ini dengan begitu apik dan dibumbui romansa Cole dan Eve maupun Montoya dan Abby. Absolute Fear sangat layak anda baca dan dijamin bakal memacu detak jantung anda.
Travel
Menikmati Pesona Borobudur
Sabtu, 18 Oktober 2008 - 17:55 wib

Foto: Ist
Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samara tungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824.
Nama Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi. Bangunan Borobudur sendiri berbentuk punden berundak terdiri atas 10 tingkat dengan tinggi 42 meter. Namun setelah direnovasi, tinggi candi ini sekitar 34,5 meter.
Dari 10 tingkat itu, enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Buddha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu.
Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu, tapi masih terikat rupa dan bentuk. Sementara, tiga tingkat di atasnya, tempat Buddha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk Sementara tingkatan paling atas yang disebut Arupa atau melambangkan nirwana, tempat Buddha bersemayam.
Borobudur tak sekadar bangunan berundak. Setiap tingkatan candi memiliki relief-relief indah yang bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Namunterdapatpulareliefyang menggambar kan kondisi masyarakat saat itu, seperti bertani dan berlayar.
Tak heran jika dalam satu tahun, sekitar 1 juta lebih wisatawan mengunjungi candi ini. Hanya saat gempa bumi Yogyakarta 27 Mei 2006, pengunjung candi ini menurun. Maklum, sarana dan prasarana sekitar candi mengalami kerusakan hebat, terutama di Yogyakarta. Masyarakat sekitar pun tidak sempat memikirkan untuk melakukan kunjungan wisata ke candi ini, seperti yang sudah biasa dilakukan. Beruntung, gempa itu tidak meluluhlantakkan candi nan ajaib ini.
Seiring berjalannya waktu, pengaruh gempa bumi pada dunia pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya mulai pulih. Kondisi itu juga terjadi pada kunjungan wisata candi Borobudur. Tahun 2007 lalu, kunjungan wisata di candi ini mampu mencapai angka 1,5 juta lebih. Tahun ini, pengelola Borobudur menargetkan kunjungan wisata sebanyak 1,8 juta orang.
Karena itu, tak hanya waktu siang yang dibidik untuk memenuhi target kunjungan itu. Dalam waktu-waktu tertentu, sebuah acara pentas sendratari Mahakarya Borobudur digelar pada malam hari. Pentas itu sekaligus menghidupkan wisata malam candi Borobudur.
Wakil Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Pudjo Suwarno menyebutkan, tahun ini, pentas Sendratari telah dihelat 3 kali.
Masing-masing pada 17 Mei 2008, 5 Juli 2008, dan 2 Agustus 2008. Dari tiga pementasan itu, pentas pertama dilakukan mendekati Waisak. "Kita juga optimistis gaung pementasan Sendratari Mahakarya Borobudur pada malam hari itu akan relatif besar dan mampu memikat wisatawan untuk bertandang ke Candi Borobudur," katanya.
Masih Ada Pesona Candi yang Lain
Di sekitar candi Borobudur, Anda bisa mengunjungi candi-candi yang lain. Maklum, selain Borobudur, Kabupaten Magelang juga menawarkan wisata ke sejumlah candi yang memang gaungnya kalah dibanding Borobudur. Antara lain Candi Mendut, Pawon, Selogriyo, serta candi Aso.
Untuk Candi Mendut, terletak kurang lebih 3 km sebelum Candi Borobudur dari arah Yogyakarta. Candi ini memiliki atap yang berbentuk limas dan di dalamnya terdapat patung Buddha yang diapit dua arca.
Sementara Candi Pawon merupakan bangunan suci Buddha yang disebut dalam prasasti karang tengah 824 m. Letaknya juga segaris dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur karena terletak di Desa Brojonalan, Kecamatan Borobudur.
Untuk Candi Selogriyo, terletak pada kaki bukit condong berbatasan dengan bukit Giyanti. secara keseluruhan terletak di lereng Bukit Sukorini sebelah timur Gunung Sumbing di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Candi ini merupakan bangunan tunggal yang memiliki bentuk tidak berbeda dengan candi-candi Hindu lainnya.
Apa sih Mahasiswa itu???
Mahasiswa Jadi Ujung Tombak
PALEMBANG - Mahasiswa selayaknya menjadi ujung tombak dalam memperjuangkan dan memperbaiki kualitas bangsa melalui kemampuan intelektual yang dimilikinya.Mahasiswa juga dituntut mampu menangkap perasaan rakyat akan pentingnya kesejahteraan, demokrasi, dan keadilan. Dosen Program Pascasarjana Studi Ilmu Politik Universitas Indonesia Yuddy Chrisnandi mengatakan, secara faktual, mahasiswa menjadi ujung tombak sekaligus mainstream gerakan perubahan yang berlangsung di mana pun.
Mengingat, mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang mampu menemukan argumentasi rasional mengenai kondisi yang buruk dan tidak sesuai dengan semangat konstitusi atau nilai kemanusiaan. "Hanya mahasiswa yang mampu menjadi agen perubahan sekaligus kekuatan yang paling ditakuti rezim penguasa yang korup di wilayah mana pun," ujar Yuddy dalam acara diskusi dan bedah buku nasional Beyond Parlement di Universitas Sriwijaya (Unsri), Inderalaya, Sumatera Selatan.
Sejak dulu, kata Yuddy, gerakan mahasiswa terus berlangsung dan mengalami pasang surut. Sejak 1966, gerakan Soekarno yang pada saat itu dinilai mengabaikan demokrasi, tumbang oleh mahasiswa. Begitu pula dengan kekuasaan rezim Soeharto yang harus jatuh oleh mahasiswa pada 1998.� "Saat itu mahasiswa mampu menjadi motor gerakan reformasi nasional yang memicu kesadaran masyarakat untuk bangkit," paparnya di hadapan sedikitnya 200 mahasiswa.
Dia menjelaskan, dalam gerakan reformasi, mahasiswa tidak pernah mempersoalkan siapa yang akan menjadi pemimpin. Namun, yang lebih ditekankan adalah bagaimana menjalankan proses demokrasi di bawah platform reformasi. Hal ini mengindikasi bahwa gerakan mahasiswa merupakan gerakan independen, nonpartisan, serta lebih menekankan pada substansi perubahan, bukan pada pelaksana perubahan tersebut.
Dalam masyarakat Indonesia, lanjut dia, mahasiswa merupakan sebuah kelompok kecil yang hanya mengisi 5 persen dari 22,2 juta rakyat Indonesia. Namun, di balik semua itu, mahasiswa harus mampu menjadi pionir. Dalam buku Beyond Parlement hasil karyanya,Yuddy juga menggagas mengenai hegemoni politik yang dinilai tidak memberikan peluang memadai bagi munculnya kader-kader muda yang mempunyai potensi.Padahal,ujar dia, kaum muda adalah kelompok yang berpikir kritis dan revolusioner dalam bertindak.
Buku ini sendiri, menurut Yuddy, disosialisasikan di hampir semua perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia serta sejumlah PTS besar di Pulau Jawa dan beberapa kota di luar Jawa. "Setelah dari Unsri, direncanakan kami akan mengunjungi Universitas Riau dan beberapa PT di Sulawesi," ujarnya. Sementara itu, Presiden Mahasiswa Unsri Aang Kunaifi mengatakan, kegiatan ini digelar untuk memperingati 80 tahun kelahiran Sumpah Pemuda.
Melalui refleksi gerakan ini, pihaknya berharap mampu memotivasi kembali dan meningkatkan semangat para mahasiswa untuk tetap berjuang memperbaiki nasib bangsa. Aang mengakui, akibat pengaruh globalisasi yang cukup kuat, tidak jarang mahasiswa justru menjauh dari peran dan fungsinya sebagai kaum cendekiawan.
Bahkan, mahasiswa justru lebih memilih untuk apatis dengan kondisi sosial yang ada. "Kami ingin mahasiswa mampu memahami arti gerakan Sumpah Pemuda secara lebih substansial," ungkapnya.
Film Terbaru
Siasat Menipu Kematian
Film: The Coffin
Sutradara: Ekachai Uekrongtham
Skenario: Ekachai Uekrongtham
Pemain: Karen Mok, Ananda Everringham, Andrew Lin, Napakpha Nakprasitte, Aki Shibuya
Genre: Horor
Produksi: Tifa Company LTD
“Kematian itu indah. Itulah yang dikatakan seorang teman kepada saya beberapa waktu lalu. Saya hanya mengatakan, dia tidak waras,” demikian dikatakan sutradara dan penulis skenario terkenal negeri “Gajah Putih” Thailand, Ekachai Uekrongtham.
ekrongtham pun berpikir dan berbicara dalam hati, “Bagaimana menjadikan kematian sebagai sesuatu yang indah? Mungkin, untuk dirinya dan keluarganya. Di mana dia memiliki keluarga yang sukses dalam berbisnis peti mati di kawasan Pecinan di Kota Bangkok, Thailand.”
Setelah setiap hari Uekrongtham mengunjungi toko milik keluarga temannya itu, dirinya selalu dekat dengan seluruh barang-barang untuk memperindah peti mati. Suatu hari, kawannya itu dengan nada berkelakar kembali mengatakan kepada dirinya, bagaimana jika Uekrongtham tidur di dalam sebuah peti mati.
“Khayalan saya mulai menerawang jauh mengenai seseorang yang belum mati, tetapi tidur di dalam peti mati. Mengenai hal ini, saya pun teringat akan tradisi masyarakat Thailand, di mana banyak orang percaya bahwa tidur di dalam peti mati bisa menghilangkan segala malapetaka, penyakit, dan kematian,” ujar Uekrongtham.
Dari situlah Uekrongtham menulis sebagai skenario kemudian mengangkatnya ke layar lebar dengan film bergenre horor, The Coffin. Hadirnya The Coffin ini semakin membuktikan bahwa para sineas Thailand tidak pernah kehabisan ide untuk berkreasi menghasilkan film-film horor yang berkualitas. Film-film horor Thailand sebelumnya yang menyita perhatian penonton Indonesia adalah Shutter, Alone, atau The House.
Pada The Coffin, Uekrongtham mengajak kita agar jangan melawan takdir, meskipun menurut tradisi masyarakat Thailand, takdir bisa dilawan dengan melakukan upacara “Non Leong Sadorcro” atau tidur di dalam peti mati untuk menghapus nasib buruk.
Upacara itu sendiri pernah dilakukan di sebuah kuil yang terletak di provinsi Thailand bagian Timur Laut. Upacara itu tidak hanya diyakini oleh orang Thailand, bahkan orang asing pun mengetahuinya dan tertarik untuk melakukannya. Menariknya lagi, upacara ini berhasil masuk dalam Guinness Book Of Records sebagai upacara pemakaman terbesar di seluruh dunia karena diikuti oleh 1.000 orang.
Indonesia sendiri pada tahun 2002 juga pernah memproduksi film dengan judul yang sama Peti Mati (The Coffin). Hanya saja, cerita dari film The Coffin ala Indonesia dengan Thailand jauh berbeda. Kalau dalam film Peti Mati (The Coffin), menceritakan sebuah peti mati yang tidak mau menerima jasad seseorang, karena peti mati itu sudah ditakdirkan dipakai untuk jasad orang yang diinginkannya.
Karma
Dalam mengemas film horor yang akan mulai beredar di bioskop Blitzmegaplex di Indonesia mulai tanggal 15 Oktober ini, Uekrangthom mengajak para penonton untuk terus memacu adrenalinnya.
Pasalnya, sejak awal hingga akhir, film ini memberikan adegan-adegan yang menegangkan. Itu belum lagi ditambah efek suara (dolby) yang kuat, pencahayaan yang mistis, serta lokasi syuting yang angker seperti di sebuah kuil yang usianya sudah 100 tahun.
Sementara untuk menambah kualitas adegannya, The Coffin didukung oleh aktor dan aktris ternama dari beberapa negara. Peran utama pria akan dipegang oleh Ananda Everringham. Bagi para pencinta film horror Thailand terutama Shutter, pasti sudah mengenal Ananda Everringham, karena dia adalah peran utama pria. Sementara itu, peran utama wanita dipegang oleh Karen Mok. Nama yang sudah sangat dikenal karena dia adalah bintang terkenal Hong Kong, baik sebagai pemain film, penyanyi, maupun model.
Melalui film ini, sang sutradara film Beautiful Boxer tersebut berusaha menyampaikan pesan agar manusia tidak tergoda untuk mengubah nasib, sehingga berusaha menipu kematian. Hal inilah yang dilakukan oleh Chris (Ananda Everringham) dan seorang perempuan pendatang dari Hong Kong, Sue (Karen Mok). Baik Chris maupun Sue adalah orang yang putus asa sehingga harus memainkan nasibnya dengan mengikuti upacara tersebut.
Chris putus asa karena kekasih yang sangat dicintai, yaitu Marico telah lama koma di rumah sakit karena penyakit kanker. Sebaliknya, Sue merasa khawatir dengan adanya sel-sel kanker pada paru-parunya. Akhirnya, dalam sebuah kuil, bersama dengan ribuan orang, Chris dan Sue tidur di dalam sebuah peti mati dari ribuan peti mati yang mengelilingi patung Buddha berukuran raksasa.
Di dalam peti mati tersebut, baik Chris maupun Sue mengalami hal-hal yang mengerikan. Akan tetapi, setelah upacara usai, keinginan Chris dan Sue terpenuhi. Kejadian yang menakjubkan pun terjadi. Marico sudah kembali ke pangkuan Chris dengan kondisi sehat, sedangkan Sue juga sembuh dari kanker paru-parunya.
Nonton dah biar gak ketinggalan..
Endang S
Footprints

ShaJee